Selasa, 28 April 2009

DPR, Perusahaan Gas Negara (PGAS) membukukan laba
tahun 2008FY Rp 2,14 triliun atau naik 36% YoY dari laba
tahun 2007 sebesar Rp 1,57 triliun. Kenaikan laba itu
disebabkan oleh kenaikan volume penjualan pasca
rampungnya proyek pipanisasi. Sementara pihak
perseroan menolak berkomentar.

Kementerian BUMN berencana mengkonversi kembali utang
pemerintah kepada Perusahaan Gas Negara (PGAS)
tahun ini. Dikatakan saat ini masih dalam tahap
penyelesaian masalah administrasi. Setelah konversi
tersebut saham pemerintah di PGAS akan meningkat
menjadi 56,46% dari sebelumnya 54,58%.

Pemerintah berencana untuk menambah kembali
kepemilikan saham di Perusahaan Gas Negara (PGAS)
dengan cara mengkonversi piutangnya menjadi saham
setelah melakukan konversi pada sebanyak 992.724.172
saham pada 16 April 2009. Rencana penambahan saham
tersebut saat ini tinggal menunggu penerbitan peraturan
pemerintah (PP) terkait hal itu. Diharapkan konversi sisa
piutang tersebut sudah bisa dilakukan tahun ini.


Excelcomindo Pratama (EXCL) memperkirakan laba
bersih Q1 2009 mengalami penurunan dibanding periode
sama 2008 akibat kerugian kurs. Sedangkan pendapatan
perusahaan pada periode tersebut diperkirakan tumbuh
sedikit dari sebelumnya.

Excelcomindo Pratama (EXCL) menjajaki kemungkinan
menerbitkan obligasi konversi (convertible bond) untuk
mendanai belanja modal (capex) tahun 2009 yang sebesar
USD 600-700 juta. Dananya akan digunakan untuk
membangun 1000-2000 Base Transceiver Station (BTS)
sebesar 90%, sisanya untuk pengembangan teknologi.
Pendanaannya akan menggunakan kombinasi kas internal,
pinjaman bank dan pasar modal. Sejauh ini, pinjaman
yang telah diperoleh perseroan sebesar USD 400 juta dari
EKN. Pinjaman EKN tersebut, sebesar USD 200 juta sudah
dicairkan tahun lalu dan sebesar USD 200 juta akan
dicairkan tahun ini untuk mendanai capex. Besaran kas
internal masih belum ditentukan, karena masih mengkaji
opsi-opsi pendanaan dari pasar modal.


Aneka Tambang (ANTM) berniat menggandeng mitra
strategis untuk bekerjasama membangun pabrik
pengolahan nikel Feni IV. Nilai investasi pabrik tersebut
diperkirakan USD1,80 miliar. Pabrik Feni IV tersebut akan
dibangun di Halmahera, Provinsi Maluku. Pembangunan
pabrik Feni IV direncanakan pada 2011-2013. Semenjak
batal kerjasama dengan BHP Biliton dan memutuskan
kerjasama dengan International Nickel (INCO),
perseroan berencana membangun pabrik Feni IV untuk
menambah kapasitas produksi Feronikel dan bijih nikel.
Perseroan menargetkan, pabrik ini dapat beroperasi pada
2014.



Telekomunikasi Indonesia (TLKM) akan mencari dana
yang berasal dari vendor financing asal China dan Jepang
sebesar USD100 juta untuk memenuhi kebutuhan capex di
2009 yang mencapai USD2 miliar. Dikatakan kebutuhan
capex tersebut sekitar 70% akan didanai dari kas internal
dan sisanya sekira 30% berasal dari eksternal yang bisa
berbentuk pinjaman bank, dari vendor financing, ataupun
penerbitan obligasi.


Bank OCBC NISP (NISP) membukukan kenaikan laba
bersih Q1 2009 sebesar 35% YoY menjadi Rp73,2 miliar
dibandingkan periode yang sama 2008 sebesar Rp 54,3
miliar. Peningkatan laba ini dikontribusikan dari
peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 32% YoY
menjadi Rp 398,8 miliar, serta peningkatan pendapatan
operasional lainnya sebesar 35% YoY menjadi Rp 118,9
miliar yang sebagian besar dikontribusikan dari
peningkatan pendapatan dari transaksi valuta asing.
Sementara itu jumlah DPK meningkat sebesar 32,5% YoY
menjadi Rp27,5 triliun pada akhir Maret 2009. Peningkatan
ini terutama akibat peningkatan deposito sebesar 41,9%
sisi lain penyaluran kredit hanya tumbuh sekitar 3,1% dari
Rp 18,9 triliun per 31 Maret 2008 menjadi Rp19,5 triliun
per 31 Maret 2009 dengan NPL nett sebesar 2,21%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar