Senin, 18 Mei 2009

berhubung dengan koneksi inet saya yang baru -baru ini tidak berjalan dengan lancar
maka postingan saya untuk sementara ini akan di hentikan.

bagi yang berminat untuk diteruskan
bs posting di widget shout sebelah kanan
terima kasih

Jumat, 15 Mei 2009

Koreksi tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya,
akhirnya terjadi saat investor menemukan alasan yang
lebih kuat untuk melakukan profit taking. Anjloknya
saham BUMI memimpin penurunan indeks disusul oleh
saham-saham komoditas lainnya dan kemudian merata ke
sebagian besar saham, terutama ASII, TLKM, BMRI dan
BBRI. Tidak ada yang mencoba menjadi pahlawan saat
tekanan jual terjadi begitu hebat, kecuali beberapa
saham small caps seperti ETWA, SMSM dan TRUB.
Melejitnya TRUB merupakan lanjutan dari kenaikan
beberapa hari sebelumnya ketika tersiar kabar bakal
segera dimulainya eksploitasi batubara di Muara Enim
dengan menunjuk Darma Henwa sebagai kontraktornya.
DEWA pun sempat menguat ke teritori positif terkait
dengan kabar tersebut.

Harga saham global dan domestik telah overbought
secara teknikal, sebagian besar diantaranya telah
mencapai atau melebihi target teknikal maupun valuasi
harga wajarnya sementara pemulihan ekonomi Amerika
yang menjadi biang krisis kembali menjadi pertanyaan
ketika data penjualan retail mereka turun bulan lalu.
Turunnya data retail tersebut lebih diperhatikan pasar
ketika wabah flu babi dan ancaman bangkrutnya GM
direspon dingin oleh Wall Street. Kini potensi terjadinya
koreksi lanjutan lebih terlihat nyata karena secara teknis
Dow maupun IHSG gagal menembus major resistance di
level 8.620 dan 1.890. Untuk IHSG koreksi ini dapat
merubah trend indeks jika gagal bertahan disekitar level
1740-1720.

Kamis, 14 Mei 2009

Utk saham-saham lapis kedua dan ketiga yg belakangan ini cenderung naik disarankan sebaiknya investors bermain jangka pendek krn bagaimanapun ada beberapa saham yg fundamentalnya tidak jelas tapi mengalami kenaikkan.

Utk saham-saham grup bakrie investors juga disarankan utk waspada krn bisa dikatakan kenaikkan saham grup ini sudah tidak wajar, walau hingga kini terlihat masih up trend.

Mungkin memang ada pihak-pihak tertentu yg ingin mengangkat saham grup ini pada level tertentu utk 'meng-adjust' sesuai level ihsg saat ini krn harganya yg masih rendah dibanding saham lain. Namun bisa juga kenaikkan ini hanya 'sesaat' krn dimainkan oleh pihak tertentu.

Yg pasti jika turun, penurunannya juga akan cepat, bahkan bisa lebih cepat dari kenaikkannya.
c!tra imoet: Investors sebaiknya jangan terlena dgn kenaikkan ihsg dua hari terakhir ini krn kenaikkan tsb lebih disebabkan saham-saham lapis kedua dan ketiga dng tingkat kenaikkan yg tinggi.

Sementara bila dicermati, saham-saham blue chips dan berkapitalisasi besar sudah stagnan dan cenderung terkoreksi. Kondisi market yg sebenarnya haruslah dilihat dari pergerakan saham blue chips, bukan dari saham-saham kecil lapis kedua dan ketiga, krn saham-saham tsb tidak bisa mewakili atau memberi gambaran kondisi market yg sebenarnya.

Dow yg kemarin kembali terkoreksi 184 poin bisa memberi gambaran bahwa kenaikkan indeks saat ini sebenarnya sudah cukup tinggi, dan mungkin terlalu cepat bila dilihat dari kondisi riil-nya.
c!tra imoet: Jadi sebaiknya investors waspada, walaupun ihsg masih terlihat dalam trend up, tapi sebenarnya ihsg saat ini cenderung stagnan dan terkoreksi. Hanya krn saham-saham lapis kedua dan ketiga, dan juga terutama saham grup bakrie, yg membuat ihsg seolah-olah masih terus naik.

Tidak bisa dipastikan, apakah kenaikkan saham-saham tsb krn memang kenaikkan yg bersifat fundamental (dalam arti tidak akan turun lagi ke level terendahnya) atau hanya kenaikkan 'sesaat' krn sedang dimainkan/'digoreng' yg sewaktu-waktu bisa kembali terkoreksi tajam.

Rabu, 13 Mei 2009

IHSG berhasil rebound dari koreksi yang signifikan setelah
investor secara selektif kembali memburu saham-saham Grup
Bakrie, saham tambang dan energi. Saham Grup Bakrie
kemarin mencatat kenaikan ke level tertinggi barunya dipimpin
BUMI seiring dengan bertahannya harga minyak mentah pada
harga tertingginya disekitar US$59 per barrel. ELTY pun
kembali melonjak menyusul rumor Avenue yang berencana
memperbesar kepemilikannya di perusahaan properti mixed
milik Bakrie pada harga premium. Perubahan besar yang
terjadi pada peta perpolitikan tanah air tidak mempengaruhi
laju penguatan saham Bakrie karena valuasinya dipandang
masih yang paling murah disektornya. Kemudian gain tipis
disejumlah saham blue chips turut memberi kontribusi atas
kenaikan indeks seperti yang terjadi pada TLKM, BBCA dan
UNVR.


Pasar saham domestik sekali lagi menunjukkan keperkasaannya
dengan bertahan dari potensi koreksi yang secara logis
seharusnya mulai terjadi saat ini. Overbought bukan alasan
yang bagus untuk melakukan profit taking dan naiknya harga
minyak mentah justru menguntungkan saham komoditas. Bursa
saham regional juga tidak mengindikasikan bakal terjadinya
koreksi yang masif, jadi kenapa IHSG harus turun? Wall Street
yang semalam gamang pun menemukan alasan baru untuk
tetap bertahan positif setelah Alan Greenspan mengatakan
sektor perumahan AS mulai bottoming dan terjadi peningkatan
yang sangat signifikan pada likuiditas. Wall Street yang
sebelumnya dikhawatirkan oleh banjir right issue saham
perbankan dan bangkrutnya GM pun kembali terbuai. Untuk
IHSG, sementara ini masih harus melihat peluang berlanjutnya
kenaikan pada level resistensi di 1.890, karena jika indeks
enggan turun maka terbuka kemungkinan melaju ke level
2.000.

Selasa, 12 Mei 2009

Perusahaan Gas Negara (PGAS) memperkirakan
volume gas yang disalurkan selama 2009 mencapai 700-
800mmscfd. Volume distribusi gas pada Q108 mencapai
72 mmscfd atau naik 37% dibanding periode yang sama
tahun lalu.
IHSG melesat di sesi pagi dan menyentuh level tertingginya
di 1.891 menyusul berlanjutnya aksi beli pemodal atas
sejumlah besar saham favorit, terutama saham-saham yang
terkait komoditas seperti ANTM, TINS, INCO, BUMI, PTBA
dan ITMG. Menyadari bahwa harga saham telah naik
signifikan sejauh ini, profit taking pun merebak di sesi sore
seiring dengan turunnya indeks bursa regional dan futures
indeks Dow Jones. Tidak sedikit saham yang berbalik turun
dari sebelumnya naik tajam, kecuali saham Grup Bakrie
yang masih bertahan dengan rata-rata gain 3,5%. ASII
adalah kontributor penurunan indeks terbesar disusul TLKM,
BBCA dan PGAS. TLKM menemukan alasan untuk turun
setelah melaporkan penurunan laba bersih kuartal I sebesar
22%.

Koreksi yang terjadi tepat setelah menyentuh garis longterm
uptrend indeks di level 1.890 yang terbentuk sejak
Maret 2003, dan kini berubah menjadi garis resistance bagi
indeks, dapat menjadi indikasi awal potensi berlanjutnya
koreksi. Pola dark cloud pada candlestick indeks yang
terbentuk kemarin menguatkan peluang terjadinya koreksi
lanjutan hari ini. Overbought adalah alasan paling kuat
untuk koreksi karena sejumlah saham telah naik melebihi
target kenaikannya untuk akhir tahun 2009 ini. Jika hasil
stress test dan wabah flu babi tidak dapat menjadi pemicu
turunnya indeks, pasar mungkin akan menemukan alasan
lainnya untuk turun. Jika hari ini kembali koreksi, maka
semakin besar potensi indeks untuk terus melemah hingga
setidaknya level 1.740 dalam jangka pendek.

Senin, 11 Mei 2009

Market Review : indeks berhasil memposisikan pada level yang lebih baik dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Indeks melanjutkan kenaikan dengan menguat sebesar 33,68 poin ke posisi 1862,53. Pemicu dari kenaikan indeks tidak lepas pengaruh kuat adanya sentimen positif ke pasar yang terus belanjut hingga perdagangan Jumat lalu. Kenaikan yang terjadi terhadap harga komoditas pertambangan yang dimotori penguatan harga minyak mentah dunia, akhir berlanjut terhadap komoditas pertambangan lannya seperti Nikel, Timah serta Emas yang turut mengalami kenaikan. Demikian halnya yang terjadi pada harga Crude Palm Oil (CPO) di bursa derivatif Malaysia mengalami kenaikan. Faktor dari kenaikan harga-harga komditas tersebut berhasil mengangkat dari harga saham sektor pertambangan dan perkebunan. Saham kelompok ASII kembali mengeliat dan sekaligus menjadi mover bagi indeks dalam perdagangan akhir pekan lalu. Saham ini menguat sebesar Rp2.550 ditutup pada level Rp21.550.

Market View : indeks dalam pekan ini masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan dengan menguji resistance level di 1921. Kenaikan indeks diperkirakan akan mendapat dorong dari munculnya sejumlah sentimen positif dalam pekan ini. Negara Asia yang dipekirakan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, ditengah krisis ekonomi memiliki peluang besar untuk masuk aliran dana modal ke kawasan ini, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi pertimbangan investasi. Karena melihat dari sejumlah faktor baik ekonomi dan dengan keamanan sangat mendukung masuknya modal asing ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan memiliki peluang untuk apresiasi dalam pekan ini. Apresiasi terhadap rupiah ini memberikan pengaruh bagi pergerakan indeks pekan ini. Sedangkan prediksi indeks dalam perdagangan awal pekan ini diperkirakan berpeluang menguat. Prediksi akan naik indeks-indeks bursa utama Asia, dapat memberikan pengaruh bagi indeks IHSG tersebut

Jumat, 08 Mei 2009



Tidak penting lagi mempertanyakan apakah rally indeks yang telah
berlangsung sejak awal Maret 2009 lalu adalah bullish market atau
sekedar bear-market rally, karena naiknya indeks telah melebihi
parameter bullish market 20% walaupun masih dalam konteks bearish
dalam horison jangka panjang. Pernyataan yang bersifat kompromis
dilontarkan oleh Michael Hartnett, Co -Head Strategist Bank of America,
untuk mengakhiri perdebatan ini. Michael percaya ini masih dalam
kerangka bear-market rally, namun ini adalah ibu dari semua bearmarket
rally (karena rally berlangsung lebih lama dari semua bearmarket
rally yang pernah ada).
IHSG dilihat dalam horison jangka panjang masih dalam pola downtrend
dan saat ini tengah dalam perjalanannya menuju garis main uptrend
disekitar level 2.010. Namun garis long-term uptrend yang telah
terbentuk sejak Maret 2003 disekitar level 1.890 dapat menjadi penghalang
indeks untuk mencapai level 2.010 karena support yang kuat
akan berubah menjadi resistance yang kuat. Kedua target baru indeks
tersebut merupakan target indeks yang paling mungkin dan logis untuk
mengakhiri bear-market rally ini.



Robert Schiller, profesor dari Yale University yang teorinya sempat
menakutkan Wall Street karena mengatakan koreksi indeks S&P 500
baru akan berhenti setelah mencapai level 500, kini berbalik optimistis
dan menyarankan investor untuk lebih berani mengambil risiko dengan
membeli saham dan real estate.

Kamis, 07 Mei 2009

Aneka Tambang (ANTM) berencana merevisi belanja
modal (capex) tahun 2009 akibat perlambatan ekonomi
global, yang akan lakukan padai Juni nanti. Terkait
menurunnya kinerja keuangan perseroan tahun buku
2008, manajemen ANTM memperkirakan setoran dividen
tahun ini akan mengalami penurunan.


Manajemen Aneka Tambang (ANTM) menyatakan siap
mengambilalih saham divestasi PT Newmont Nusa
Tenggara jika memang ditugaskan pemerintah.
Perseroan akan melakukan uji tuntas terlebih dulu untuk
mendalami aset Newmont yang akan diambilalih. Namun
hingga saat ini perseroan belum melakukan kajian khusus
karena belum ada arahan dari Kementerian BUMN selaku
kuasa pemegang saham Perseroan.


Wijaya Karya (WIKA) bekerjasama dengan Mitsubishi
Corporation mulai membangun PLTGU Tanjung Priok 740
MW senilai Rp387 miliar yang terdiri dari proyek PLTGU
2x250 MW dan 1x240MW milik PLN. Proyek ini
diharapkan selesai dalam kurun waktu 32,5 bulan dan
dapat menambah pasokan listrik di Pulau Jawa, sebesar
740 MW.


Medco Energy International (MEDC) berencana
meminjam sekitar USD 150 juta untuk mengembangkan
ldang migas di Libya dan tidak akan menjual sahamnya di
aset Afrika.


Adhi Karya (ADHI) menargetkan pertumbuhan
pendapatan 2009 hanya 1% atau relatif flat menjadi
Rp6.7 triliun, sedangkan pertumbuhan laba 2009
ditargetkan sebesar 96.5% menjadi Rp160.1 miliar.
Perkiraan pertumbuhan laba 2009 yang signifikan
tersebut dikarenakan laba bersih tahun sebelumnya
tergerus akibat provisi proyek monorel sebesar Rp114
miliar, sedangkan untuk tahun ini berpotensi kembali
normal. Perseroan sendiri meraih laba bersih triwulan I
2009 sebesar Rp 7,4 miliar naik 315% YoY.



Jasa Marga (JSMR) mengincar pendapatan Rp3,69
triliun tahun ini naik 10.14% dibanding pendapatan tahun
2008 yang Rp3,35 triliun. Perseroan menyebutkan EBITA
Margin diharapkan tumbuh 55,5 % dibanding 53,9 %
tahun sebelumnya dan total aset diperkirakan naik
menjadi Rp18,2 triliun dari Rp14,9 triliun. Perseroan
menargetkan Capex sebesar Rp4,68 triliun naik tajam
dari tahun sebelumnya Rp1,16 triliun.


Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyiapkan dana
sebesar Rp 2 triliun untuk Perusahaan Umum Badan
Urusan Logistik (Bulog) yang bisa segera dicairkan. Jika
Bulog membutuhkan dana tambahan, BRI menyiapkan
plafon kredit hingga Rp 4,5 triliun. Pinjaman tersebut
diberikan kepada Bulog untuk membeli hasil produksi
pertanian.
IHSG berhasil rebound dari koreksi moderat yang sempat
terjadi sepanjang sesi pagi bursa dan justru berakhir dengan
kenaikan signifikan untuk ditutup pada level tertinggi barunya
di 1.798. Penurunan pada saham-saham yang sensitif dengan
suku bunga seperti perbankan dan otomotif, dikompensasi
dengan kenaikan masih pada saham-saham komoditas
dipimpin oleh PGAS, BUMI, INCO dan ANTM. Sentimen PGAS
terangkat oleh upgrade rekomendasi dari Morgan Stanley
dengan target harga Rp2.950. Saham lain yang melonjak
adalah ELSA, masih mengantisipasi placement 37,15% saham
yang dimiliki oleh Tri Daya Esta kepada Pertamina setelah
BUMN terbesar ini cenderung menunjuk Danareksa untuk
merealisasikan rencana tersebut. INDF juga cukup menyita
perhatian pasar setelah target harganya diangkat ke level
Rp2.000 oleh JPMorgan.



Kekhawatiran investor akan hasil stress test perbankan
Amerika setelah Bank of America disebutkan harus menambah
modalnya hingga USD 35 miliar untuk sementara diabaikan
karena sentimen positif domestik dan regional masih
mendominasi sentimen pasar. Untuk pasar Asia di luar Jepang,
yang diwakili oleh indeks MSCI Asia-Pacific, bahkan diprediksi
naik hingga 18% lagi oleh JPMorgan tertolong oleh rendahnya
suku bunga, stimulus dan belanja pemerintah serta
meningkatnya permintaan akan aset berisiko. Jadi selama
pasar belum menemukan alasan kuat untuk melakukan profit
taking secara masif, IHSG tetap berpeluang untuk terus
menguat. Namun hari ini potensi penguatan IHSG masih akan
terbatas hingga level 1.820.

Selasa, 05 Mei 2009

Berhubung Inet saya sedang lemot beberapa hari ini (dikarenakan provider/alat radio yang terpasang di atap rumah : masih blm diketahui dengan pasti ) maka mungkin postingan saya akan telat ataupun tidak memposting market review

:D
semoga koneksi inet ini tidak berlangsung lama

tq lol
Market Review : indeks IHSG dalam perdagangan saham awal pekan ini ditutup menguat sebesar 58,565 poin ke posisi 1788,147. Kekuatan dari faktor-faktor yang muncul baik dari internal maupun ekternal menjadi penunjang indeks untuk malju pada level yang lebih baik dari posisi sebelumnya. Termasuk faktor individual emiten, terkait keluar kinerja keuangan emiten untuk kwartal pertama 2009. Sedangkan faktor positif dalam negeri yang diperkirakan memberikan sumbangan terhadap indeks, mengenai apresiasi atas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Penguatan terhadap nilai tukar rupiah ini, seiring kuatnya pengaruh dari kerjasama multirateral antara Asean plus Three yang berhasil mengumpulkan dana cadangan devisa mencapai USD 120 miliar. Selain itu, pertemuan negara anggota ADB di Bali, mengenai wacana pembentukan mata uang tunggal yang berdampak akan berkurangnya penggunaan dolar AS. Hal-hal ini semakin memperkuat mata uang rupiah terhadap dolar AS.


Market View : peluang indeks untuk menutup target gap sekaligus sebagai target resistance di level 1824, optimis dapat tersentuh dan bahkan berpeluang untuk tembus level itu. Akumulasi sentimen positif yang berlanjut pada hari ini memungkinkan indeks untuk melanjutkan rally kenaikan. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung pada hari ini dengan kecenderungan memangkas kembali tingkat suku bunga acuan BI rate yang diperkirakan minimal sebesar 25 bps, menyusul terjadi deplasi pada April lalu sebesar 0.31% akan memberikan sinyal positif bagi indeks. Selain itu, sentimen atas nilai tukar rupiah yang diperkirakan memiliki kecenderungan untuk apresiasi terhadap dolar AS, dapat memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan indeks dalam perdagangan saham hari ini. Sementara faktor dari indiviudal emiten turut memberikan andil bagi laju indeks untuk masuk dalam teritorial positif. Demikian, dampak dari kenaikan harga minyak dan CPO dapat memberikan dorongan positif terhadap harga saham-saham pertambangan dan perkebunan menuju posisi yang lebih baik.
Sebanyak 22 perusahaan akan melakukan penawaran
umum perdana (IPO) pada tahun ini dengan total dana
dihimpun sekitar Rp 13,02 triliun.
DPR mengusulkan agar pemerintah menyiapkan
stimulus tahap II di tahun 2009 ini. Jumlah dana
stimulus yang bisa dikucurkan sekitar Rp 10-15 triliun
dengan memprioritaskan infrastruktur.

Senin, 04 Mei 2009

Koreksi akibat profit taking d bursa Indonesia hanya terjadi di awal
pekan. Kekhawatiran Kami bahwa indeks dapat tertekan hingga ke
support 1540 tidak terbukti. Bahkan IHSG mengalami rally hingga
perdagangan Jumat (1 Mei) hingga melampaui level 1700. Sentimen
results 1Q09 emiten menjadi katalis pergerakan saham di BEI. Bahkan
pada Selasa (28 Mei) IHSG bergerak anomali terhadap indeks regional
yang secara umum tertekan karena kekhawatiran pandemi Swine
Influenza (Flu Babi) dari Meksiko yang menyebar ke belahan dunia lain.
Saham-saham dari sektor pertambangan, telekomunikasi, banking, saham
grup Bakrie aktif diperdagangkan dan menyumbang pada kenaikan indeks
pekan lalu. Sedang saham perkebunan mengalami tekanan jual, karena
membukukan laba bersih 1Q09 yang signifikan akibat penurunan volume
penjualan dan harga CPO. Meski Telkom membukukan penurunan laba
2008FY YoY tetapi harga sahamnya berhasil rebound mengikuti sentimen
domestik. Rebound indeks Asia dan Dow Jones memberi dukungan bagi
IHSG untuk terjadinya rally. Gejolak politik dalam negeri tentang koalisi
partai dan penentuan capres-cawapres untuk sementara diabaikan
investor.
Meski saham lapis kedua dan ketiga tampak mengimbangi saham lapis
pertama, tapi nilai dan volume transaksi di BEI tercatat tinggi selama
sepekan lalu. IHSG ditutup menguat tipis di akhir pekan ke ke 1729,582.
Laju inflasi bulan April -0,31% mtm dibandingkan 0,22% mtm pada Maret
atau 7,31% YoY sesuai dengan perkiraan.

Jumat, 01 Mei 2009

PT Timah Tbk (TINS) kinerja keuangan hingga kuartal pertama 2009 terlihat suran, menyusul turunnya peroleha atas laba bersih yang dibukukan dalam periode tersebut sebesar 97 persen menjadi Rp14,44 miliar dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp487,29 miliar. Faktor penyebab penurunan laba bersih mulai terlihat dari sisi up liner yang mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp1,58 triliun dari Rp1,81 triliun. Penurunan atas pendapat tersebut juga mengakibatkan laba operasional mengalami penurunan menjadi Rp18,67 miliar dari Rp766,66 miliar sebelumnya.


PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatat kenaikan pendapatan usaha selama triwulan pertama tahun 2009 sebesar 62 persen menjadi Rp4,48 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut akiabt naiknya volume penjualan gas pada triwulan pertama tahun 2009 menjadi 721 MMSSCFD. Kenaikan volume ini terutama didorong peningkatan kapasitas pemakaian gas dari pelanggan industri terutama sektor pembangkit tenaga listrik. Pada bidang usaha transmisi, volume penyaluran gas mengalami kenaikan menjadi 758 MMSCFD pada tahun 2008 dari sebelumnya 736 MMSCFD pada tahun 2007 dan pada triwulan pertama 2009 meningkat lagi menjadi 779 MMSCFD.


PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melunasi utang reponya kepada PT PNM Investment Management sebesar Rp203 miliar pada 30 April 2009. Dengan pelunasan utang repo tersebut maka perseroan sudah tidak memiliki utang repo lagi ke PNM. Sebelumnya perseroan menyisakan utang repo kepada PNM sebesar Rp231,81 miliar, namun telah berkurang karena ada pembayaran sebagian. Sedangkan untuk utang repo dari Bakrie Capital Indonesia, penyelesaiannya masih dilakukan dengan cara bertahap.
Market Review : munculnya akumulasi sentimen positif ke pada dalam perdagangan saham Kamis kemarin mengantarkan indeks menguat tajam sebesar 78,581 poin ke posisi 1722,77. Saham kelompok Astra yang diwakili oleh saham ASII, UNTR dan AALI menjadi mover bagi indeks menggapai level yang lebih baik. Selain dari kenaikan harga saham dari kelompok Astra, saham-saham sektor pertambangan terutama tambang batubara seperti PTBA dan ITMG, sedangakn dari sektor perbankan yang mengalami kenaikan seperti saham BBRI, BDMN. Secara politis kenaikan indeks tersebut memang banyak dipicu oleh sentimen baik yang muncul dari eksternal maupun dari dalam negeri. Dari eksternal yang memberikan pengaruh positif terhadap indeks adalah pengaruh tidak langsung kebijakan dari Fed Fund yang akhirnya memutuskan untuk mempertahankan posisi suku bunga the Fed di level 0,25%. Hal ini mendorong penguatan terhadap indeks Dow Jones. Dari kenaikan indeks Dow Jones ini membawa indeks global turut bergerak positif termasuk Indeks Bursa Efek Indonesia. Sedangkan dari dalam negeri mengenai info perkembangan politik, dimana salah satu cawapres dari profesional yang tertera namanya mendapat respon pelaku pasar.
Market View : peluang indeks untuk melanjutkan kenaikan cukup terbuka, karena adanya kesinambungan dari faktor positif hingga hari ini yang dapat menjadi pendorong untuk menuju level yang lebih baik. Salah satu faktor pengaruh terhadap indeks dari sisi internal mengenai pengumuman angka inflasi yang akan diumumkan BPS pada hari. Perkiraan angka inflasi yang stabil selama April akan dapat memerikan sinyal positif terhadap pergerakan indek. Karena dampak dari inflasi tersebut akan mengarah pada kondisi dari suku bunga kedepannya. Dengan kondisi inflasi yang terkendali sebagai ekspektasi bahwa kedepan suku bunga dalam negeri cenderung turun. Ekspektasi terhadap penurunan suku bungan ini, dapat mendorong iklim investasi di pasar saham dapat menjadi lebih menarik lagi.

Kamis, 30 April 2009

Bank Mandiri (BMRI) membukukan laba bersih triwulan
I 2009 sebesar Rp 1,4 triliun naik 0,8% dibanding
triwulan I 2008 yang sebesar Rp 1,39 triliun. Dana Pihak
Ketiga (DPK) Bank Mandiri menjadi Rp 272 triliun naik
21,5% dibanding Rp 223,9 triliun di 1Q09. Kredit
tumbuh 30,5% menjadi Rp 176,9 triliun dibanding
triwulan I 2008 yang sebesar Rp 135,5 triliun. Rasio
kredit macet (NPL) net naik menjadi 1,46% dibanding
triwulan I 2008 sebesar 1,31%. Total aset Mandiri hingga
akhir Maret 2009 mencapai Rp 347,6 triliun naik 16%
dibanding triwulan I 2008 yang sebesar Rp 299,6 triliun.



Bank Mandiri (BMRI) hingga kini masih mengejar 135
debitor dengan total tunggakan hingga Rp 12 triliun. Jika
tidak segera dibereskan, maka berpotensi mendongkrak
rasio kredit macet atau NPL di kuartal II 2009.


Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan
perolehan laba bersih sebesar 4 kali lipat dari perolehan
laba bersih di kuartal I 2009 sebesar Rp 635 miliar, atau
setara Rp 2,54 triliun hingga akhir 2009. Pencapaian
target tersebut dilakukan perseroan dengan cara
menggenjot fee based income yang ditargetkan sebanyak
Rp 3-4 triliun di akhir tahun 2009.


Bank Central Asia (BBCA) membukukan laba bersih
sebesar Rp 1,6 triliun pada 1Q 2009 meningkat 41,8%
YoY dari sebelumnya sebesar Rp 1,2 triliun. Perolehan
laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan
bunga bersih dan fee based income yang signifikan serta
penurunan tarif pajak pengahasilan.
Manajemen perseroan mengakui perseroan memiliki
obligasi Mobile-8 (FREN) senilai Rp100 miliar yang
terancam default, namun hal tersebut sudah masuk
dalam pecadangan.


Manajemen Bank Central Asia (BBCA) segera
mengoperasikan bank syariah hasil konversi dari Bank
UIB pada September tahun ini. Pada tahap awal bank
syariah tersebut akan beroperasi dengan aset sebesar Rp
705 miliar, namun tidak tertutup kemungkinan perseroan
akan menambah modalnya lagi tahun depan.


Bakrieland Development (ELTY) menargetkan dapat
melakukan serah terima proyek Pullman Bali Legian
Nirwana kepada pembeli sebanyak 100 unit dari 360 unit
yang dikembangkan pada sekitar Juli 2009. Proyek
kondotel itu dikembangkan sebagai proyek residensial
strata title dengan konsep hunian komersial yang dikelola
jaringan Accor International. ELTY menjanjikan tingkat
pengembalian investasi (ROI) 6% dalam dolar AS per
tahun selama 3 tahun pertama untuk kondotel Pullman
Bali Legian Nirwana Resort.


Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) belum
melaporkan rencana pembelian 17% saham Adaro
Energy (ADRO) kepada Kementerian Negara Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Kementerian BUMN
menyatakan belum mengetahui aksi korporasi yang
hendak dilakukan PTBA.


Dalam kasus jual gadai saham Adaro Indonesia – anak
usaha Adaro Energy (ADRO), menurut Deutsche,
pengadilan telah mengizinkan Deutsche Bank untuk
menuntut balik dan menyatakan bahwa Beckett memiliki
utang kepada Deutsche Bank sebesar USD 86 juta yang
tercatat sebagai pinjaman pokok dan bunga di tahun
2001, setelah melakukan penyesuaian terhadap harga
jual saham PT Adaro.



Astra Internasional (ASII) membukukan laba bersih
triwulan I 2009 Rp 1,88 triliun atau turun 17% YoY
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar Rp 2,25 triliun. EPS turun menjadi Rp 463.
Pendapatan bersih Astra Grup mencapai Rp 21,54 triliun
selama kuartal I 2009, turun 1% YoY dibandingkan
dengan Rp 21,78 triliun pada tahun 2008. Laba usaha
turun 16% dari Rp 3,13 triliun menjadi Rp 2,62 triliun.


Laba bersih triwulan I 2009 Semen Gresik (SMGR) naik
31,32% YoY menjadi Rp 681,12 miliar dari Rp 518,65
miliar. Pendapatan naik menjadi Rp 3,22 triliun dari Rp
2,55 triliun dan laba usaha naik menjadi Rp 865,91 miliar
dari Rp 704,41 miliar. Penghasilan lain-lain naik menjadi
Rp 80,9 miliar dari Rp 35,22 miliar dan bagian laba
perusahaan asosiasi naik menjadi Rp 2,89 miliar dari Rp
1,11 miliar sehingga laba sebelum pajak menjadi Rp
949,7 miliar dari Rp 740,75 miliar.
Indeks menguat lebih signifikan pada perdagangan saham kemarin
setelah sempat tertahan sehari sebelumnya karena kekhawatiran
mewabahnya virus flu babi. Investor terlihat lebih percaya diri
untuk mengambil posisi terutama pada saham-saham favorit yang
baru saja melaporkan kinerja kuartal I 2009 yang tumbuh positif
seperti PTBA, BBNI, UNTR, BBCA dan BMRI. Namun laporan kinerja
emiten utama yang pada umumnya positif juga mengangkat
sentimen pasar secara keseluruhan karena percaya bahwa
perekonomian masih bertumbuh, sehingga investor pun tetap
memburu saham ASII, LSIP, TLKM dan ISAT yang memiliki
pertumbuhan negatif. Sementara itu lonjakan pada laba bersih
UNTR yang ditopang oleh meningkatnya aktifitas penambangan
batubara turut mengangkat sentimen saham batubara dan alat
berat lainnya karena secara sektoral harusnya sama positifnya.
Tidak banyak negara yang memiliki industri perbankan yang masih
solid dan mampu tumbuh ditengah krisis finansial dan krisis kredit
global saat ini. Investor melihat Indonesia sebagai negara survivor
dan oleh karenanya wajar jika IHSG bergerak outperform dalam
dua hari terakhir ini. Tidak hanya itu, jika perekonomian mulai
tertekan karena melonjaknya harga komoditas, Indonesia pun
tetap diuntungkan karena banyaknya emiten yang terkait
komoditas. Tidak meragukan lagi bahwa IHSG akan mencoba
menyentuh kembali level tertingginya disekitar 1.660 hari ini.
Wabah flu babi memang mengkhawatirkan, namun tidak lagi
menakutkan sejak Amerika berhasil mencegah jatuh korban jiwa
karena dapat menyembuhkan pasien yang positif flu babi.

Rabu, 29 April 2009

Market Closed +48.65. Regional: Hangseng +401.84, Nikkei CLOSED. IDR Rp 10.805. Oil $50.50. Market Value 3.1T. Foreign Nett Buy 134M.
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) membukukan
kenaikan laba di 1Q 2009 hingga 3 kali lipat menjadi Rp
920,6 miliar dibandingkan Rp 286,4 miliar tahun lalu.
Pendapatan perseroan per 31 Maret 09 naik 89% YoY
menjdi Rp 2,330 triliun. Kenaikan pendapatan itu
disebabkan oleh naiknya volume penjualan dan harga batu
bara. Volume penjualan naik 4% menjadi 2,82 juta ton
yang terdiri dari 78% domestik dan 22% ekspor. Harga
jual rata-rata batu bara PTBA di pasar ekspor naik 61%
menjadi USD 96/ton untuk kalori 5900-7000 kcal/kg dan
dipasar domestik naik 79% menjadi Rp 737.000. Khusus
penjualan ke PLTU Bukit Asam dan Tarahan masih
menggunakan harga kontrak tahun 2008, karena harga
kontrak 2009 belum disepakati. Sementara volume angkut
kereta api naik 15% menjadi 2,58 juta ton.



Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menjajaki
peluang membeli 17% saham Adaro Energy (ADRO) yang
akan dilepas oleh konsorsium Goldman Sachs. Saat ini
perseroan juga melakukan uji tuntas 2 perusahaan
batubara untuk diakuisisi. Akusisi tersebut untuk
meningkatkan jumlah cadangan batubara perseroan.



Medco Energi Internasional (MEDC) berharap
penerbitan obligasi sebesar Rp 1,5 triliun bisa terealisasi
paling lambat Juni 2009. Pernyataan efektif dari Bapepam
diharapkan diperoleh pada pertengahan Mei 2009.

Jasa Marga (JSMR) akan mengusulkan porsi pembagian
deviden 2008 sebesar Rp247.73 miliar atau 35% dari laba
2008 yang mencapai Rp707.79 miliar. Hal tersebut akan
dibahas pada RUPT pada 28 Mei mendatang.

Jasa Marga (JSMR) menanamkan investasi sekitar Rp13,4
miliar untuk melebarkan jalan tol Amplas-Tanjung Morawa,
Sumut sepanjang 1,5 kilometer dengan lebar 12 meter.
Pelebaran jalan tol di km 33,5 tol Belmera (Belawan-
Medan- Tanjung Morawa) itu memang sudah mendesak
karena selama ini jalan tol di kawasan itu masih satu jalur.
Pembangunan dua jalur itu juga dimaksudkan sebagai
upaya peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa tol
Belmera yang terus meningkat, sekaligus untuk
menghindari kecelakaan. Proyek tersebut ditargetkan
selesai pada Juli tahun ini juga.

Laba bersih triwulan I 2000 Bentoel Investama (RMBA)
sebesar Rp 17 miliar atau turun 57% YoY dibanding
periode sama tahun sebelumnya laba bersih Rp 40 miliar.
Penjualan naik sebesar 3% menjadi Rp 1,35 triliun dari Rp
1,3 triliun namun volume penjualan turun menjadi 3,73
miliar batang dari 4,01 miliar batang.


Bank Danamon (BDMN) membeli 20% saham Adira
Dinamika Multifinance (ADMF) senilai Rp 1.6 triliun atau
USD 147 juta. Bank Danamon membeli saham tersebut dari
pemilik lamanya Mega Value Profits Limited, British, Virgin
Island yang tercatat memiliki 20 miliar saham Adira


Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyatakan potensi
kerugian akibat kredit macet akibat penyimpangan dalam
pemberian kredit yang diduga dilakukan oknum pejabat
BRI di kantor cabang Serang sebesar Rp 169 miliar.


Laba bersih per triwulan I 2009 Bank Ekonomi (BAEK)
naik 35,23 % menjadi Rp103,653 miliar dibanding periode
sama tahun sebelumnya yang meraih laba bersih Rp76,645
miliar. Pendapatan bunga bersih mencapai Rp228,037
miliar dari Rp162,48 miliar dan laba operasional menjadi
Rp95,66 miliar dari Rp74,33 miliar. Bank ini mencatat CAR
sebesar 15.91 % turun dari 16,28 % sebelumnya dan NPL
netto 0,62 % turun dari 0,96 % sebelumnya.


Di tengah tekanan bursa Asia akibat pandemi flu Babi (Swine Flu) di
kawasan Meksiko dan menyebar ke berbagai belahan wilayah dunia lain,
IHSG kemarin justru bergerak anomali dengan membukukan kenaikan
1,26%, bahkan sempat menguat ke 1618. Saham sektor farmasi (INAF,
KAEF, KLBF) terangkat oleh isu flu Babi tersebut, karena investor
berspekulasi penjualan obat/makmin kesehatan akan meningkat. Perlu
diluruskan jika asumsi bahwa obat antivirus Flu Burung bisa dgunakan
untuk Flu Babi. Selain itu hanya Indofarma yang ditunjuk pemerintah untuk
memproduksi Tamiflu (antivirus flu burung). Rebound pada saham TLKM,
ISAT, BBNI, BBRI, ITMG menyumbang pada apresiasi indeks kemarin.
Meski pun Meneg BUMN mengindikasikan profit 2008FY TLKM mengalami
penurunan hingga 20% YoY, tetapi market melihat penurunan itu lebih
dikarenakan adanya forex loss, sementara laba operasional masih tumbuh.
Sementara keputusan pengadilan Singapura yang memvonis Deutsche Bank
bersalah dalam melanggar kewajibannya sebagai pemegang agunan saham
Adaro terhadap Beckkett tidak sampai menekan harga saham ADRO jatuh.
Koreksi yang terjadi masih dalam kisaran support level ADRO. Sahamsaham
grup Bakrie masih aktif diperdagangkan.
Jika IHSG mampu bergerak independen seperti kemarin, meski pun Wall
Street tertekan karena mewabahnya kasus flu Babi, maka indeks berpotensi
bergerak positif lagi mengabaikan sentimen market global dengan menguji
resistance level 1639/1664. Selain belum ada kasus itu di Indonesia, IHSG
secara teknis masuk area oversold dan menunjukkan up reversal. Laporan
keuangan 1Q09 emiten yang diperkirakan banyak di-release pada pekan ini
akan menjadi katalis di bursa. Laporan keuangan emiten perbankan
biasanya paling awal dipublikasikan. Perhatikan saham PTBA yang
membukukan peningkatan laba signifikan di 1Q09. Namun potensi up side
lebih jauh bisa terhambat oleh result emiten yang mengecewakan. Result
1Q09 ini bisa dianggap sebagai indikasi awal kinerja emiten di tahun 2009
dari dampak krisis keuangan yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun ini.
Ancaman lain adalah depresiasi Rupiah yang terseret oleh mata uang Asia
lain. Perlu diwaspadai kemungkinan berlanjutnya tekanan di bursa global
secara masif, karena kasus Swine Flu ini mengingatkan pada kasus SARS
beberapa tahun silam yang juga sempat menekan perekonomian dunia.
IHSG berpotensi bergerak positif lagi mengabaikan sentimen market global
terkait dengan Swine Flu.

Selasa, 28 April 2009

DPR, Perusahaan Gas Negara (PGAS) membukukan laba
tahun 2008FY Rp 2,14 triliun atau naik 36% YoY dari laba
tahun 2007 sebesar Rp 1,57 triliun. Kenaikan laba itu
disebabkan oleh kenaikan volume penjualan pasca
rampungnya proyek pipanisasi. Sementara pihak
perseroan menolak berkomentar.

Kementerian BUMN berencana mengkonversi kembali utang
pemerintah kepada Perusahaan Gas Negara (PGAS)
tahun ini. Dikatakan saat ini masih dalam tahap
penyelesaian masalah administrasi. Setelah konversi
tersebut saham pemerintah di PGAS akan meningkat
menjadi 56,46% dari sebelumnya 54,58%.

Pemerintah berencana untuk menambah kembali
kepemilikan saham di Perusahaan Gas Negara (PGAS)
dengan cara mengkonversi piutangnya menjadi saham
setelah melakukan konversi pada sebanyak 992.724.172
saham pada 16 April 2009. Rencana penambahan saham
tersebut saat ini tinggal menunggu penerbitan peraturan
pemerintah (PP) terkait hal itu. Diharapkan konversi sisa
piutang tersebut sudah bisa dilakukan tahun ini.


Excelcomindo Pratama (EXCL) memperkirakan laba
bersih Q1 2009 mengalami penurunan dibanding periode
sama 2008 akibat kerugian kurs. Sedangkan pendapatan
perusahaan pada periode tersebut diperkirakan tumbuh
sedikit dari sebelumnya.

Excelcomindo Pratama (EXCL) menjajaki kemungkinan
menerbitkan obligasi konversi (convertible bond) untuk
mendanai belanja modal (capex) tahun 2009 yang sebesar
USD 600-700 juta. Dananya akan digunakan untuk
membangun 1000-2000 Base Transceiver Station (BTS)
sebesar 90%, sisanya untuk pengembangan teknologi.
Pendanaannya akan menggunakan kombinasi kas internal,
pinjaman bank dan pasar modal. Sejauh ini, pinjaman
yang telah diperoleh perseroan sebesar USD 400 juta dari
EKN. Pinjaman EKN tersebut, sebesar USD 200 juta sudah
dicairkan tahun lalu dan sebesar USD 200 juta akan
dicairkan tahun ini untuk mendanai capex. Besaran kas
internal masih belum ditentukan, karena masih mengkaji
opsi-opsi pendanaan dari pasar modal.


Aneka Tambang (ANTM) berniat menggandeng mitra
strategis untuk bekerjasama membangun pabrik
pengolahan nikel Feni IV. Nilai investasi pabrik tersebut
diperkirakan USD1,80 miliar. Pabrik Feni IV tersebut akan
dibangun di Halmahera, Provinsi Maluku. Pembangunan
pabrik Feni IV direncanakan pada 2011-2013. Semenjak
batal kerjasama dengan BHP Biliton dan memutuskan
kerjasama dengan International Nickel (INCO),
perseroan berencana membangun pabrik Feni IV untuk
menambah kapasitas produksi Feronikel dan bijih nikel.
Perseroan menargetkan, pabrik ini dapat beroperasi pada
2014.



Telekomunikasi Indonesia (TLKM) akan mencari dana
yang berasal dari vendor financing asal China dan Jepang
sebesar USD100 juta untuk memenuhi kebutuhan capex di
2009 yang mencapai USD2 miliar. Dikatakan kebutuhan
capex tersebut sekitar 70% akan didanai dari kas internal
dan sisanya sekira 30% berasal dari eksternal yang bisa
berbentuk pinjaman bank, dari vendor financing, ataupun
penerbitan obligasi.


Bank OCBC NISP (NISP) membukukan kenaikan laba
bersih Q1 2009 sebesar 35% YoY menjadi Rp73,2 miliar
dibandingkan periode yang sama 2008 sebesar Rp 54,3
miliar. Peningkatan laba ini dikontribusikan dari
peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 32% YoY
menjadi Rp 398,8 miliar, serta peningkatan pendapatan
operasional lainnya sebesar 35% YoY menjadi Rp 118,9
miliar yang sebagian besar dikontribusikan dari
peningkatan pendapatan dari transaksi valuta asing.
Sementara itu jumlah DPK meningkat sebesar 32,5% YoY
menjadi Rp27,5 triliun pada akhir Maret 2009. Peningkatan
ini terutama akibat peningkatan deposito sebesar 41,9%
sisi lain penyaluran kredit hanya tumbuh sekitar 3,1% dari
Rp 18,9 triliun per 31 Maret 2008 menjadi Rp19,5 triliun
per 31 Maret 2009 dengan NPL nett sebesar 2,21%.
Market Review : indeks terjungkal kepanikan atas penurunan sejumlah indeks regional, seiring acaman terhadap Flu Babi yang tengah melanda di Meksiko. Dikhawatirkan wabah Flu Babi ini yang sudah menyebar ke AS dan Kanada, akan mewabah ke kawasan lainnya, seperti Asia Pasifik. Kecemasan mengingatkan pada kasus Flu Burung yang melanda kawasan Asia pada tahun 2003 silam, yang turut mempengaruhi pergerakan indeks di bursa Asia pada saat itu. Wabah flu babi ini membuat kekhawatiran akan mempengaruhi perekonomian negara-negara di dunia ditengah krisis perekonomian global yang belum pulih. Pengaruh regional ini mempengaruhi pola transaksi perdagangan saham yang terjadi pada awal pekan ini. c!tra imoet: Indeks tertekan menyusul koreksi yang terjadi terhadap sejumlah saham unggulan seperti ASII, ISAT, BBCA, AALI, TLKM, PGAS dan lain sebagainyac!tra imoet: Market View : dalam perdagangan saham hari ini indeks IHSG diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Diduga faktor yang menjadi sebagai penekan terhadap pergerakan indeks penurunan yang terjadi terhadap sejumlah harga komoditas pertambangan. Harga minyak, batubara, emas, nikel serta timah dalam transaksi perdagangan di pasar internasional mengalami penurunan. Melemahnya harga-harga komoditas tersebut diperkirakan akan dapat mempengaruhi pegerakan harga saham sektor terkait. Dan dampaknya akan mempengaruhi pergerakan terhadap indeks IHSGc!tra imoet: Demikian pula yang terjadi terhadap harga crud palm oil (CPO) yang diperdagangan di bursa derivatif Malaysia, potensi pelemahan yang berlanjut akan mempengaruhi pergerakan harga saham sektor perkebunan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini. Faktor dari indeks bursa kawasan yang variatif membawah indeks mengarah pada pola konsolidasi

Senin, 27 April 2009

Dikabarkan konsorsium Goldman Sachs berencana menjual
17% saham Adaro Energy (ADRO) pada harga minimal
Rp1200/saham. Dikatakan pula proses placement tersebut
diperkirakan akan rampung pada awal bulan Mei 2009,
beberapa calon pembeli dari Jepang, China, Korea, India dan
Eropa sudah menyatakan minat.


Cowell Development (COWL) menargetkan penjualan rumah
tapak tahun ini Rp 125 miliar, naik 25% dibanding raihan 2008
sebesar Rp 101 miliar. Perseroan mematok pertumbuhan
penjualan yang lebih besar dibanding 2008 yang hanya 10%.

Lippo General Insurance (LPGI) sepakat membagikan
dividen sebesar Rp20 per saham setelah emiten berhasil
membukukan laba bersih untuk tahun keuangan 2008 sebesar
Rp12 miliar.Hingga akhir 2008, LPGI juga berhasil
meningkatkan underwriting sebesar 92,8% dari Rp16,01 miliar
di tahun 2007 menjadi Rp30,85 miliar di tahun 2008.

Mandom Indonesia (TCID) membagi dividen Rp300 per
sahamnya pada 2 Juni 2009. Cum dan ex di pasar reguler dan
negosiasi pada 13-14 mei 2009 dan di pasar tunai 18-19 mei
2009.
Penembusan garis major downtrend indeks yang terjadi pada 16 April lalu kemungkinan tidak akan disia-siakan begitu saja
dengan kembali turun di bawahnya, melainkan dengan bertahan di atasnya untuk waktu yang cukup lama. Sehingga
dengan demikian indeks tidak kehilangan kesempatan baik untuk membentuk pola uptrend baru dalam jangka panjang.
Indeks akan menyelesaikan periode konsolidasi ini dengan melekat di atas garis major downtrend hingga diperoleh sinyal
bullish baru untuk kembali menguat. Pada awal pekan ini indeks berpeluang menguat seiring dengan terciptanya pola doji
pada candlestick indeks dan menguatnya indeks bursa saham global akhir pekan lalu. Namun potensi naiknya indeks ini
diprediksi belum akan menghentikan indeks dari kecenderungan untuk terus melemah mengingat sebagian besar indikator
jangka pendek telah sepenuhnya overbought. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adalah terjadinya dead cross pada
indikator MACD dari area jenuh beli. Dengan memperhatikan kondisi tersebut, dalam jangka menengah pendek indeks
berpotensi untuk terus melemah hingga level 1.540 atau lebih rendah lagi ke level 1.515.
Rally IHSG terhenti pada hari ke-6 pada 20 April lalu di level 1661.
Uptrend minor yang sebenarnya telah terbentuk sejak awal Maret lalu
terhambat oleh faktor teknis, global dan politis dalam negeri. Sebenarnya
perspektif teknikal menunjukkan IHSG telah overbought sejak 2 minggu
lalu. Namun investor mengabaikan hal itu karena sentimen positif dari
global. Dinamika politik dalam negeri yang berkembang sangat cepat
mengubah pandangan investasi jangka pendek investor. Sikap politis
partai Golkar untuk mengajukan capres sendiri, yang dipicu oleh 5 syarat
cawapres yang diajukan Demokrat, diikuti oleh manuver-manuver politik
partai-partai lain melalui Munas/Mukernas/Rakernas/Rapimnas. Investor
khawatir perubahan politik yang cepat ini akan menimbulkan
ketidakstabilan dalam (sisa waktu) pemerintahan. Investor juga
mengantisipasi arah politik dalam negeri. Nilai tukar rupiah terdepresiasi
mendekati Rp 11.000/USD terimbas naiknya tensi politik dalam negeri.
IHSG sendiri sempat menyentuh level tertinggi hariannya di 1674,918.
Namun profit taking, termasuk pada saham pertambangan, telah
menahan uptrend indeks. Harga minyak turun ke bawah USD 50/barel.
Sell-off terjadi terutama pada saham-saham Grup Bakrie setelah menguat
signifikan. Saham Grup Bakrie memimpin pergerakan indeks di minggu
IV April, tidak saja bagi saham lapis kedua dan ketiga. Tidak diketahui
pasti trigger-nya. Namun saham-saham di dalam grup Bakrie memang
memiliki sentimen masing-masing, dan itu dianggap sebagai alasan untuk
melakukan aksi beli. Bargain hunting saham-saham Grup Bakrie, yang
sebenarnya telah dimulai pada 2 hari terakhir di minggu III April, telah
mengangkat harga saham-sahamnya secara signifikan. Kenaikan
tertinggi saham-saham grup Bakrie terjadi pada Senin (20 April). Bahkan
BNBR sempat menyentuh level tertinggi hariannya di 101, meninggalkan
level terendah harga saham yang diperkenankan yaitu 50, atau naik
102% hanya dalam 4 hari perdagangan.
Selama sepekan lalu saham-saham lapis kedua dan ketiga aktif
diperdagangkan dan mendominasi. Oleh karena itu volume transaksi
tercatat tinggi meski nilai transaksi tidak setinggi minggu sebelumnya. Di
akhir pekan lalu IHSG ditutup turun tipis 1,364 poin di 1591,336.

Kamis, 23 April 2009

Dear All
Ketentuan Penyesuaian pemotongan pajak Dividen Tahun 2009 sbb :
1. Untuk Nasabah Domestik/WNI yang punya NPWP/Tidak punya NPWP pajak> dividennya 10 % .
2. Untuk Nasabah Asing/WNA tidak ada KITAS pajak dividennya 20 %, Bila Ada> KITAS yang masih berlaku pajaknya 10 % .
3. Untuk Badan Usaha/PT Ada NPWP pajaknya 15%, Tidak Ada NPWP pajaknya 30 > %
4. Untuk Badan Usaha/Institusi Asing pajaknya 20 %
5. Untuk Dividen Reksadana Periode Tahun 2009- 2010 pajak dividennya 0 %.
Demikian dikonfirmasikan agar dapat diketahui, terima kasih.>

Selasa, 21 April 2009

Aneka Tambang (ANTM) optimis target produksi
feronickel dan emas Q1 2009 akan tercapai. Untuk tahun
ini perseroan menargetkan produksi ferronickel sebanyak
12000 ton atau turun 29.41% YoY, sedangkan produksi
emas ditargetkan sebanyak 2.8 ton.


Manajemen Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)
memperkirakan laba bersih pada kuartal I – 2009 naik
diatas 100% dibanding kuartal I – 2008 sebesar Rp 286.3
miliar.


United Tractors (UNTR) sampai Maret 2009 membukukan
penjualan alat berat sebanyak 628 unit atau turun 46,23%
YOY. Penurunan penjualan yang paling besar terjadi di
sektor kehutanan yang mencapai 81,03%, sementara
penurunan di sektor perkebunan turun 76,51% dan sektor
pertambangan turun 19,01%. Volume penjualan alat berat
UNTR di triwulan I sudah mencapai 26,2% dari target
2.400 unit alat berat.


Bakrie & Brothers (BNBR) berkomitmen akan melunasi
seluruh hutang dan gadai saham (repo) yang telah
direstrukturisasi dengan sejumlah pihak paling lambat akhir
tahun. Sumber dana berasal dari kombinasi kas internal
dan hutang. Jumlah kewajiban Bakrie & Brothers sebagai
induk Group Bakrie mencapai Rp 4.2 triliun turun drastis
dibandingkan sebelumnya senilai USD 1.46 miliar.


Perusahaan Gas Negara (PGAS) akan memasok gas ke
PLTU Muara Karang sebanyak 30 juta Mscfd/hari mulai Juni
2009 dengan harga USD4-5.6/mmbtu. Pasokan gas
tersebut akan dilakukan dengan menggunakan pengalihan
dengan Pertamina.
Perusahaan Gas Negara (PGAS), Pertamina, PLN telah
menandatangani Ketentuan-Ketentuan Pokok Perjanjian
Pembentukan Perusahaan LNG Receiving Terminal di
Jakarta, 17 April 2009. Adapun ketentuan-ketentuan Pokok
Perjanjian ini mencakup pembangunan LNG Receiving
Terminal dengan teknologi floating storage and
regasification unit (FSRU) di Jawa Barat. Pemanfaatan LNG
ini khususnya bagi pembangkit listrik milik PLN. Sementara
pasokan gas untuk kebutuhan fasilitas tersebut nanti
berasal dari sumber gas di Kalimantan Timur dengan total
volume 11,75 juta ton selama 11 tahun.
Saham Grup Bakrie menjadi pahlawan pada perdagangan saham
kemarin setelah lima sahamnya masuk sebagai 10 besar leading
mover indeks dan menjaga sentimen pasar tetap positif. IHSG
pun ditutup pada level tertinggi barunya di 1.661 dengan rekor
volume transaksi hingga 20 miliar saham untuk pasar reguler.
Bangkitnya saham-saham Grup Bakrie dimulai sejak hasil
sementara Pemilu Legislatif mengindikasikan bergabungnya
kembali Partai Golkar dalam koalisi Partai Demokrat, hingga
akhirnya muncul rumor soal penjualan saham BUMI kepada
investor asing dengan harga premium. Saham BUMI yang dijual
diduga adalah saham portofolio BNBR sehingga hasil penjualan
sepenuhnya akan masuk dalam pendapatan BNBR. Dibantahnya
rencana right issue DEWA juga turut menjadi katalis naiknya
harga saham DEWA kemarin.
Pelaku pasar sebenarnya banyak yang telah bersiap untuk
menghadapi potensi koreksi setelah indeks naik lebih dari 33%
dalam enam pekan terakhir. Namun kondisi overbought semata
tidak cukup untuk menekan turun indeks yang baru saja
melakukan penembusan garis major downtrend disekitar level
1.360. Berdasarkan pola middle uptrend yang telah diekstensi,
kenaikan indeks dapat mencapai 1.675. Namun lebih dari itu,
indeks mungkin saja menuju kesekitar level 1.780 dalam jangka
pendek ini. Namun untuk menuju kesana pasar domestik harus
mengabaikan sentimen Wall Street yang cenderung kembali
negatif saat ini, seperti peringatan Goldman Sachs bahwa
kerugian kredit Citigroup meningkat pesat dan memberi
rekomendasi Jual. Hal ini tentunya akan sulit karena sebagian
investor tengah menunggu alasan yang kuat untuk melakukan
profit taking

Senin, 20 April 2009

indeks menuntaskan kenaikan selama sepekan lalu dengan mencatatkan kenaikan mencapai 169,04 poin (11,53%) ke posisi 1634,790 dibanding posisi indeks Jumat pekan sebelumnya di posisi 1465,750. Kenaikan indeks tersebut memang tidak lepas dari optimisme yang tinggi atas keberhasilan dalam Pemilu Legislatif serta peluang adanya kesinambungan dari sistem pemerintah dan kelanjutan dari kebijakan terhadap pemerintah terkait ekonomi, menyusul unggulnya dariperhitungan sementara dari partai incumbent yang dilakukan KPU. Ketertiban dan lancar pemilu legislatif ini, menandakan bahwa stabilitas terhadap kemanan dan politik dalam negari sejauh ini masih terjaga sehingga memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap investor asing untuk masuk ke Indonesia

Jumat, 17 April 2009

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) kembali menjalas keterkaitan terjadi revisi atas laporan keuangan yang semata-mata karena adanya human Error pada saat proses penyiapan iklan koran laporan keuangan. Revisi yang dilakukan perseroan adalah pada iklan laporan keuangan yang keluar pada 3 April tercantum bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi sebesar Rp582.048.218.000, kemudian perseroan meralatnya pada 4 april menjadi Rp1.582.048.218.000. Dari revisi tersebut ada bagian akun yang berubah antara lain laba (rugi) atas penjualan penyertaan saham pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi, serta akun bagian atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi karena perubahan tersebut maka penjumlahan dalam laporan laba rugi mengalami perubahan. Selain itu perubahan juga terjadi pada akun neraca antara lain; akun komponen ekuitas dan investasi pada perusahaan asosiasi


PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) setelah hampir dua tahun memperoleh lisensi sambungan langsung internasional (SLI) dari pemerintah, akhirnya baru meluncurkannya SLI tersebut dengan kode akses 009. Bagi perseroan dengan peluncuran SLI ini sebagai bagian langkah perseroan menjadi full service network provider. Jaringan SLI perseroan ini dapat di sinergikan dengan jaringan yang sudah tersebar di 64 kota di seluruh Indonesia
optimisme yang tinggi adanya aliran dana asing masuk ke Indonesia memberikan dorongan kuat terhadap indeks IHSG dalam perdagangan Rabu kemarin. Peluang masuknya aliran dana asing ke Indonesia, sebagai pertimbangan bahwa asing masuk karena dalam kawasan di Asean Indonesia di pandang dari sisi keamanan relatif lebih stabil. Keberhasilan Indonesia menjaga stabilitas keamanan menjadi poin yang sangat berharga karena dapat menjadi pertimbangan bagi investor asing untuk masuk. Dengan terbentuknya stabilitas keamanan dapat memberikan dukungan terhadap stabilitas dari sisi makro ekonomi Indonesia yang diperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat lebih menarik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara di kawasan Asean. Keberhasilan melakukan kerjasama bilateral dengan bebera negara maju di ASI dalam mengatasi dampak dari krisis global, memberikan pengaruh besar terhadap apresiasi atas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Dengan dukungan dari sejumlah akumulasi senimen positif membuat indeks melaju hingga memposisikan di level 1593,66 setelah mencatatkan kenaikan sebesar 23,402 poin.


kendati secara candle chart indeks cenderung terkoreksi pada hari ini, namun dengan berlanjutnya sentimen positif ke pasar masih ada peluang indeks untuk memposisikan pada level yang lebih baik. Diduga kenaikan indeks akan di pacu oleh perkiraan penguatan dari indeks regional Asia. Secara sektor yang berpotensi sebagai pendorong terhadap pergerakan indeks diperkirakan sektor perkebunan yang diwakili oleh saham AALI, LSIP, UNSP, SGRO. Peluang kenaikan atas saham-saham tersebut perkiraan berlanjutnya kenaikan harga CPO yang diperdagangan di bursa Derivatif Malaysia pada hari ini. Selain itu, peluang kenaikan dari harga saham sektor perbankan seperti saham BBRI, BBNI dan BMRI serta BBCA dapat menjadi motor penggerak bagi IHGS. Dari sektor telekomunikasi diduga saham TLKM dan ISAT berpotensi menguat pada hari ini. Target indeks berpeluang ke level 1612.

Kamis, 16 April 2009

BMRI menjajaki divestasi 7% saham sehingga saham yang dipegang publik menjadi 40% dari saat ini 33%. Hal ini dilakukan agar perseroan memperoleh insentif pajak, sehingga bisa menyumbang laba bersih Rp400 miliar per tahun.(bisnis/fz)


Bank Mandiri (BMRI) akan terus mendukung industri
perkapalan nasional dan industri pelayaran. Pembiayaan
BMRI di industri pelayaran tahun 2008 tumbuh 54% dari
tahun sebelumnya mencapai angka sekitar Rp 3,019 triliun
dari tahun 2007 yang hanya sebesar Rp 1,895 triliun.
Sebagian kredit yang disalurkan merupakan kredit segmen
Commercial khususnya untuk pembiayaan di bidang
pelayaran.



Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menargetkan dividen
saham tahun buku 2008 sebesar 50% dari perolehan laba
bersih. Perseroan optimistis laba tahun lalu mencapai Rp
13,70 triliun atau naik dibanding tahun sebelumnya Rp
12,85 triliun.

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) melakukan investasi
Rp 1,8 miliar untuk mengembangkan sistem penyebaran
tagihan elektronik (Electronic Billing Statement/eBS) bagi
pelanggan di Divisi Regional II, Jabotabek. Dengan eBS ini
pelanggan diharapkan lebih cepat menerima informasi
tagihan jasa telekomunikasi yang selama ini dikirim melalui
alamat rumah/kantor dalam bentuk fisik (surat).

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menggandeng
operator Orange dalam melayani lebih dari 230 sirkuit atau
link pelanggan Orange di Indonesia. Dengan kerjasama ini,
maka tahun 2009 ini perseroan akan melayani bandwith
sebesar 500 Mbps atau sekitar 100 konsumen korporat
Orange bisa mengakses fitur konten melalui jaringan yang
dimiliki Telkom
Market Review : optimisme yang tinggi adanya aliran dana asing masuk ke Indonesia memberikan dorongan kuat terhadap indeks IHSG dalam perdagangan Rabu kemarin. Peluang masuknya aliran dana asing ke Indonesia, sebagai pertimbangan bahwa asing masuk karena dalam kawasan di Asean Indonesia di pandang dari sisi keamanan relatif lebih stabil. Keberhasilan Indonesia menjaga stabilitas keamanan menjadi poin yang sangat berharga karena dapat menjadi pertimbangan bagi investor asing untuk masuk. Dengan terbentuknya stabilitas keamanan dapat memberikan dukungan terhadap stabilitas dari sisi makro ekonomi Indonesia yang diperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat lebih menarik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara di kawasan Asean. Keberhasilan melakukan kerjasama bilateral dengan bebera negara maju di ASIA dalam mengatasi dampak dari krisis global, memberikan pengaruh besar terhadap apresiasi atas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Dengan dukungan dari sejumlah akumulasi senimen positif membuat indeks melaju hingga memposisikan di level 1593,66 setelah mencatatkan kenaikan sebesar 23,402 poin

Rabu, 15 April 2009

PT Timah Tbk (TINS) dampak dari melemahnya permintaan terhadap produk timah dan faktor dari turunnya harga timah di pasar internasional membuat perseroan menurunkan target produksi pada tahun ini berkisar 45.000 ton hingga 48.000 ton atau turun dari 49.029 ton di tahun 2008. Bahkan target tersebut bisa lebih rendah dari yang ditargetkan. Namun, Perseroan akan tetap memantau dari perkembangan harga timah di pasar internasional dan perseroan tidak akan memproduksi terlalu banyak karena akan semakin membuat harga turun.
Kekhawatiran munculnya aksi ambil untung akan semakin menguat
dengan terus meningginya indeks. Namun pelaku pasar sepertinya
telah bersepakat bahwa indeks akan dapat mencapai target
kenaikannya disekitar level 1.620. Saham-saham second liner dapat
menggantikan peran saham big-caps selama tidak terjadi perubahan
sentimen yang drastis. Dari faktor eksternal, isu bangkrutnya GM belum
sampai memicu sentimen negatif karena tertutupi oleh membaiknya
kinerja perbankan seperti dilaporkan oleh Goldman Sachs. Begitu juga
dengan prediksi dari kinerja JPMorgan dan Citigroup yang akan
menyusul. Pesta segera usai, namun persiapan untuk periode bullish
yang lebih berkelanjutan belum akan berakhir.

Selasa, 14 April 2009

pasca pemilu legislatif yang berlangsung lancar hingga tidak mengganggu dari sisi keamanan secara nasional, telah mendapat respon positif oleh pelaku pasar. Indeks IHSG dalam perdagangan saham awal pekan ini ditutup dengan kenaikan yang signifikan sebesar 74,653 poin ke posisi 1540,403. Eforia terhadap hasil pemilu bukan saja berpengaruh terhadap indeks IHSG, tetapi terhadap pasar valuta asing dimana nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami apresiasi. Rupiah ditransaksi di pasar valuta asing berada pada level Rp11.110 per satu dolar AS atau menguat dibanding trasaksi hari sebelumnya di level Rp11.320. Nampaknya, kenaikan indeks dibarengi pula dengan munculnya sejumlah sentimen yang diperkirakan memberikan andil bagi pergerakan indeks hingga bertahan di area positif. Penguatan atas sejumlah komdoitas pertambangan seperti harga Minyak, Nikel, Timah, emas dan batubara memberikan dorongan positif terhadap harga saham sektor ini. Demikian halnya kenaikan terhadap harga komoditas pekrbunan yakni Crude Palm Oil (CPO) di bursa derivatif Malaysia memberikan pegaruh besar terhadap harga saham sektor perkebunan.


dalam perdagangan saham hari ini indeks IHSG memiliki peluang untuk menguat. Kenaikan atas indeks IHSG, masih kuatnya sentimen positif yang diharapkan dapat menjadi pemicu. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang diperkirakan kembali terjadi pada hari ini, akan menjadi momentum positif terhadap pergerakan indeks. Nampaknya penguatan atas indeks maupun nilai tukar rupiah ini, sebagai eforia atas hasil dari pemilu legislatif yang mendapat respon dari pelaku pasar. Faktor dalam negeri diduga memberikan pengaruh yang lebih dominan ketimbang faktor pengaruh dari eksternal. Pelaku pasar penilai, bahwa proses pemilu yang berjalan lancar dan terjaga sisi keamanan secara nasional memberikan peluang besar untuk masuknya dana asing ke dalam negari. Indeks diperkirakan menguji level atas 1559.

Senin, 13 April 2009

Perusahaan Gas Negara (PGAS) mengalokasikan dana USD
100 juta untuk mendanai proyek anak usaha. Dana itu akan
digunakan untuk meningkatkan kemampuan pipa Transportasi
Gas Indonesia yang 59.87% sahamnya dikuasai PGAS.


Aneka Tambang (ANTM) akan mencari alternatif pembiayaan
bilamana diminta pemerintah untuk membeli 17% saham
Newmont Nusa Tenggara dikarenakan kas perseroan tidak
mencukupi. Adapun perseroan akan menjajaki pembentukan
konsorsium, namun hingga saat ini perseroan belum dapat
memutuskan.

Tambang (ANTM). Antam, mengatakan, pihaknya masih
mempertimbangkan rencana tersebut. Pasalnya, BUMN
tersebut masih terkendala soal pendanaan dan tahun ini fokus
pada proyek aluminium di Tayan, Kalimantan Barat. Antam
pada dasarnya berminat membeli saham Newmont. Namun
Antam harus realistis soal dana yang dimiliki. Untuk itu,
perseroan akan melakukan due diligence. Dari hasil uji
kelayakan itulah, Antam akan menentukan apakah saham NNT
layak dibeli atau tidak. Kelayakan tersebut tentunya
berdasarkan keuntungan apa yang akan didapat Antam jika
membeli saham tersebut.


Bakrie & Brother (BNBR) menjajaki pendanaan baru untuk
melunasi hutang kepada Northstar Pacific Partners Ltd sebesar
Rp 4.26 triliun. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
kemungkinan batalnya penerbitan obligasi konversi sebesar Rp
4.26 triliun.


Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan aturan
baru transaksi marjin dan short selling mulai 1 Mei
2009. Dalam aturan baru itu, hanya saham yang likuid yang
bisa diperdagangkan. Selain itu analisa fundamental seperti
jumlah pemegang saham dan price to earning ratio akan
dihitung. Peraturan itu tidak akan diubah kecuali ada
peraturan lain dari Bapepam.

BNBR mencatatkan kerugian FY08 sebesar Rp14,77 triliun dari divestasi 3,6 miliar saham BUMI. Saat ini, perseroan hanya memiliki 16,46% atau 3,19 miliar saham Bumi dari sebelumnya 6,79 miliar saham.
Selain itu perseroan juga rugi Rp247,03 miliar dari penjualan 492,64 juta saham UNSP , rugi Rp76,98 miliar dari jual 758,13 juta saham BTEL, dan rugi Rp2,03 triliun dari penjualan 4,94 miliar saham ELTY. Oleh karena itu, perseroan hanya miliki 46,34% saham BTEL dan 14,85% saham ELTY.


PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berniat untuk membiayai pada tiga proyek perusahaan BUMN yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT PAL Indonesia (PAL) untuk tujuan meningkatkan ekspansi kredit di sektor korporasi pada tahun ini. Dalam pemberian kredit ini perseroan juga siap untuk menjadi pimpinan sindikasi dalam pembangunan proyek pembangkit listrik Aceh yang akan dilaksanakan pada tahun ini
Dua koreksi signifikan pada candlestick indeks pada akhir pekan lalu, pekan yang sangat pendek menjelang libur pemilu dan
Hari Paskah, awalnya secara meyakinkan memberi indikasi berlanjutnya koreksi pada pekan ini. Namun pergerakan IHSG
yang masih terkait erat dengan fluktuasi indeks bursa saham global, terutama indeks Dow Jones kemungkinan akan
memperoleh insentif baru yang dapat menahan koreksi karena naiknya Dow dalam dua hari terakhir. Perdebatan soal
apakah rally indeks kali ini sebagai bullish atau bear market rally kelihatannya akan terus terjadi, namun investor yang tidak
ingin tertinggal terus mengalirkan dananya ke pasar saham. Kekhawatiran akan memburuknya laporan keuangan emiten di
Wall Street tertutupi oleh kinerja Wells Fargo (bank keempat terbesar) yang diatas perkiraan. Laporan tersebut
mengindikasikan kinerja yang sama pada sejumlah bank yang akan melaporkan kinerja kuartal pertamanya pekan ini seperti
JPMorgan, Goldman Sachs dan Citigroup. Sementara itu IHSG yang overbought masih memiliki potensi koreksi hingga
kisaran 1.463-1.434. Mengingat derasnya aliran dana segar ke pasar saham selama rally berlangsung, maka koreksi dapat
dimanfaatkan untuk mengakumulasi kembali saham-saham favorit dikisaran support level-nya.

Sabtu, 11 April 2009

Prediction

Selama IHSG liburan panjang... market regional banyak yang sudah warna hijau alias naik...

terutama Dow yang sempat naik 3%an...

nah... kira 2 senin bursa Indonesia kita bagaimana? biasanya c ngejar... masa mau ketinggalan...
apalagi.. harga2 saham kita termasuk masih murah lhoooo

berikut bursa saham harian !!! ^o ^

Jumat, 10 April 2009

Penjelasan

Blog ini memuat tentang berita bursa saham harian yang ditujukan kepada kalangan yang membutuhkan informasi seputar saham.sebagai salah satu sarana informasi yang dapat membantu mereka dalam mengambil suatu keputusan maupun dalam proses pembelajaran. Blog ini bertujuan untuk memberikan informasi saja dan tidak menyarankan apapun kepada pembaca atas segala informasi yang diberikan di blog ini.

Kamis, 09 April 2009

Analisis fundamental

Analisis fundamental
bursa saham mendapatkan informasi bahwa analisis fundamental

adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan

Monthly Event

Apr
1 Inflation INA
3 RDG BI
2 ECB Rate Statement
9 BOE Rate Statement
7 BOJ Rate Statement
29 Federal Funds Rate

News

8/4/2009

Bank Mandiri (BMRI) akan memfokuskan penyaluran kredit konsumernya melalui produk-produk yang memberikan imbal hasil yang tinggi, seperti mitra karya dan kartu kredit. Pihaknya akan mengusahakan pertumbuhan kredit konsumer sekitar 20 % hingga akhir
tahun. Bank Mandiri (BMRI) mendesak manajemen Garuda Indonesia untuk menyelesaikan obligasi konversi senilai Rp 1 triliun yang berstatus macet. BMRI hingga kini menunggu arahan BI terkait kemungkinan mengkonversi obligasi tersebut menjadi saham melihat kinerja Garuda Indonesia mulai membaik. Garuda Indonesia merupakan salah satu 10 top debtor
BMRI dengan kewajiban sebesar USD 100 juta.


Bakrie & Brothers (BNBR) membantah pemberitaan yang menyebutkan perseroan menyiapkan Rp2,5 triliun untuk Buy Back Bumi. Dalam pemberitaan disebutkan BNBR menyiapkan Rp2-2,5 triliun untuk buy back saham bumi yang dijadikan jaminan utang kepada kreditur. Bapepam-LK akan memeriksa Bakrie & Brothers (BNBR) terkait revisi laporan keuangan 2008 dan bilamana terbukti melanggar aturan makan akan dijatuhkan sanksi kepada perseroan berserta auditornya.





Bagi yang ingin mendapatkan news tentang perusahaan lain.. dapat merequestnya... kl ad akan saya masukkan dalam bursa saham harian ... semoga membantu ^^

Market Review Saham


Market Review : 8/4/2009
Ditutup turun lebih dari 25 poin kemarin, IHSG mencatat koreksi paling signifikan kedua sejak rally dimulai 3 Maret lalu.Penembusan level psikologis sekaligus resistance 1.500 sehari
sebelumnya memberi harapan cukup besar bagi berlanjutnyarally. Namun seperti telah dikhawatirkan secara luas bahwa pasar telah overbought, koreksi dapat datang sewaktu-waktu. Kenaikan indeks terganjal munculnya beberapa sentimen negatif ke pasar dalam perdagangan saham Selasa kemarin. Diawali dari penurunan terhadap indeks Dow Jones, yang mengakibatkan sejumlah indeks bursa di kawasan Asia turut mengalami tekanan yang cukup kuat, hingga mempengaruhi pergerakan indeks IHSG. Munculnya sentimen negatif ini langsung di respon oleh pelaku pasar mengingat rentannya indeks untuk koreksi sangat kuat, menyusul rally kenaikan indeks sudah cukup tinggi. Timbulnya aksi ambil untung dalam perdagangan tersebut sebagai hal yang wajar, karena pelaku pasar memanfaatkan meomentum ini untuk memperoleh keuntungannya jangka pendek. Sentimen atas penurunan harga minyak mentah dunia juga turut memberikan andil terhadap pergerakan indeks IHSG. Anjloknya harga minyak mempengaruhi pola gerak harga saham.

Teknikal Analisis

What is Technical Analysis?

Merupakan teknik analisa data, yang digunakan untuk memprediksi trend pergerakan harga pasar berdasarkan data pasar yang lampau. Hampir sama seperti Prediksi Cuaca, teknik analisa data ini tidak menghasilkan prediksi mutlak tentang masa depan, tetapi teknik analisa data ini dapat membantu investor kira2 apa yang akan terjadi.

kira 2 apa yang sering dipakai dalam teknikal analisis?
biasanya antar investor memakai beberapa jenis teknikal, tapi pada umumnya memperhatikan :


Overall Trend: Langkah pertama untuk mengindikasikan trend adalah dengan menggambarkan trend lines... jika di perhatikan pada gambar disamping... trend line yang dimaksud adalah gambar melintang dari kiri ke kanan atas,... terlihat ada 2 garis trend line.... didalam trend line tersebut terdapat fibonacci retracement juga.
moving averages : merupakan rata2 pergerakan harga saham dengan periode berbeda... ada yang menggunakan pergerakan berdasarkan menit, jam , hari, mingguan , dan tahun... umumnya dalam saham ... yang digunakan adalah harian/daily.
Support: area harga terendah dari periode sebelumnya.. merupakan area harga yang sulit untuk ditembus.jika harga pergerakan saham menembus support.. maka akan ada indikasi bearish (turun)
Resistance: area harga tertinggi periode sebelumnya...jika menembus area ini... ada indikasi bullish/naik....

masih banyak sekali jenis teknikal analisa data yang dipakai dan dipadukan... beberapa diantaranya adalah MACD, Fibonacci Retracement, Bollinger BAnd, dllnya

Bagi Temen2 yang memiliki data dan informasi yang berhubungan dengan teknik analisa data... boleh membagi nya di sini....
biasanya investor saham /nasabah suatu perusahaan efek diberikan software / routers oleh perusahaan efek... tetapi kembali juga kepada perusahaan tersebut dan produk yang dipilih..

Rabu, 08 April 2009

Apa itu Pasar MOdal

Apa Itu Pasar Modal dan Manfaatnya :
pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Pasar modal mempunyai dua fungsi, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan


dikatakan fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
dikatakan fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.


Manfaat dari keberadaan pasar modal adalah:


• Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
• Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.
• Sebagai leading indicator perkembangan perekonomian suatu negara
• Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
• Mendorong pemanfaatan manajemen profesional.


Nah ... berhubung keterbatasan gw, jd sementara ini fokus untuk membahas tentang saham saja

What is Stock?

Apa itu saham...



Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas.


saham merupakan salah satu alternatif dalam berinvestasi, Daya tarik dari investasi saham adalah dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu dividen dan capital gain.



  1. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen.


  2. capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. misalnya... saham dengan kode Bumi, kita membeli harga per saham nya Rp 800 , kita jual di harga sekarang Rp 910, maka kita akan mendapatkan capital gain sebesar Rp 110. umumnya investor jangka pendek atau daily trader mengharapkan keuntungan dari capital gain ini.
    Saham memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat


Nach... Bagaimana mau bertransaksi saham?


sebelum bertransaksi saham, kita harus menjadi nasabah perusahaan Efek yang terdaftar di BBJ (Bursa Berjangka Jakarta). umumnya perusahaan efek itu di sebut sekuritas. biasanya perusahaan Efek akan mewajibkan calon nasabah untuk menyetorkan dana minimal, misalnya , ada yang mengharuskan minimal pembukaan rekening sebesar Rp 50.000.000, ada juga yang Rp 25.000.000, tergantung kepada masing 2 perusahaan efek tersebut.


Didalam bertransaksi dikenal dengan istilah satuan lot , 1 lot berarti 500 lembar saham, jika kita membeli saham berkode BUMI di harga Rp 800 sebanyak 1 lot... maka jumlah dana yang harus dikeluarkan adalah 500 (1 lot) x Rp 800 = Rp 400.000, tentu saja di tambah dengan fee yang besarnya berbeda antar perusahaan efek... misalnya ada yang menetapkan fee buy 0.25%, maka Rp 400.000 + (Rp 400.000 x 0.25% ) = Rp 401.000



berinvestasi di saham sebenarnya tidak memerlukan uang yang sangat banyak... sesuaikan dengan kemampuan masing 2... tapi yang lebih dan sangat penting... usahakan uang yang diinvestasikan tersebut bukan merupakan uang pokok.. dalam arti tidak menganggu pengeluaran dan biaya-biaya hidup dan usaha yang kita jalankan.