Tampilkan postingan dengan label Market Review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Market Review. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Mei 2009

berhubung dengan koneksi inet saya yang baru -baru ini tidak berjalan dengan lancar
maka postingan saya untuk sementara ini akan di hentikan.

bagi yang berminat untuk diteruskan
bs posting di widget shout sebelah kanan
terima kasih

Jumat, 15 Mei 2009

Koreksi tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya,
akhirnya terjadi saat investor menemukan alasan yang
lebih kuat untuk melakukan profit taking. Anjloknya
saham BUMI memimpin penurunan indeks disusul oleh
saham-saham komoditas lainnya dan kemudian merata ke
sebagian besar saham, terutama ASII, TLKM, BMRI dan
BBRI. Tidak ada yang mencoba menjadi pahlawan saat
tekanan jual terjadi begitu hebat, kecuali beberapa
saham small caps seperti ETWA, SMSM dan TRUB.
Melejitnya TRUB merupakan lanjutan dari kenaikan
beberapa hari sebelumnya ketika tersiar kabar bakal
segera dimulainya eksploitasi batubara di Muara Enim
dengan menunjuk Darma Henwa sebagai kontraktornya.
DEWA pun sempat menguat ke teritori positif terkait
dengan kabar tersebut.

Harga saham global dan domestik telah overbought
secara teknikal, sebagian besar diantaranya telah
mencapai atau melebihi target teknikal maupun valuasi
harga wajarnya sementara pemulihan ekonomi Amerika
yang menjadi biang krisis kembali menjadi pertanyaan
ketika data penjualan retail mereka turun bulan lalu.
Turunnya data retail tersebut lebih diperhatikan pasar
ketika wabah flu babi dan ancaman bangkrutnya GM
direspon dingin oleh Wall Street. Kini potensi terjadinya
koreksi lanjutan lebih terlihat nyata karena secara teknis
Dow maupun IHSG gagal menembus major resistance di
level 8.620 dan 1.890. Untuk IHSG koreksi ini dapat
merubah trend indeks jika gagal bertahan disekitar level
1740-1720.

Kamis, 14 Mei 2009

Utk saham-saham lapis kedua dan ketiga yg belakangan ini cenderung naik disarankan sebaiknya investors bermain jangka pendek krn bagaimanapun ada beberapa saham yg fundamentalnya tidak jelas tapi mengalami kenaikkan.

Utk saham-saham grup bakrie investors juga disarankan utk waspada krn bisa dikatakan kenaikkan saham grup ini sudah tidak wajar, walau hingga kini terlihat masih up trend.

Mungkin memang ada pihak-pihak tertentu yg ingin mengangkat saham grup ini pada level tertentu utk 'meng-adjust' sesuai level ihsg saat ini krn harganya yg masih rendah dibanding saham lain. Namun bisa juga kenaikkan ini hanya 'sesaat' krn dimainkan oleh pihak tertentu.

Yg pasti jika turun, penurunannya juga akan cepat, bahkan bisa lebih cepat dari kenaikkannya.
c!tra imoet: Investors sebaiknya jangan terlena dgn kenaikkan ihsg dua hari terakhir ini krn kenaikkan tsb lebih disebabkan saham-saham lapis kedua dan ketiga dng tingkat kenaikkan yg tinggi.

Sementara bila dicermati, saham-saham blue chips dan berkapitalisasi besar sudah stagnan dan cenderung terkoreksi. Kondisi market yg sebenarnya haruslah dilihat dari pergerakan saham blue chips, bukan dari saham-saham kecil lapis kedua dan ketiga, krn saham-saham tsb tidak bisa mewakili atau memberi gambaran kondisi market yg sebenarnya.

Dow yg kemarin kembali terkoreksi 184 poin bisa memberi gambaran bahwa kenaikkan indeks saat ini sebenarnya sudah cukup tinggi, dan mungkin terlalu cepat bila dilihat dari kondisi riil-nya.
c!tra imoet: Jadi sebaiknya investors waspada, walaupun ihsg masih terlihat dalam trend up, tapi sebenarnya ihsg saat ini cenderung stagnan dan terkoreksi. Hanya krn saham-saham lapis kedua dan ketiga, dan juga terutama saham grup bakrie, yg membuat ihsg seolah-olah masih terus naik.

Tidak bisa dipastikan, apakah kenaikkan saham-saham tsb krn memang kenaikkan yg bersifat fundamental (dalam arti tidak akan turun lagi ke level terendahnya) atau hanya kenaikkan 'sesaat' krn sedang dimainkan/'digoreng' yg sewaktu-waktu bisa kembali terkoreksi tajam.

Rabu, 13 Mei 2009

IHSG berhasil rebound dari koreksi yang signifikan setelah
investor secara selektif kembali memburu saham-saham Grup
Bakrie, saham tambang dan energi. Saham Grup Bakrie
kemarin mencatat kenaikan ke level tertinggi barunya dipimpin
BUMI seiring dengan bertahannya harga minyak mentah pada
harga tertingginya disekitar US$59 per barrel. ELTY pun
kembali melonjak menyusul rumor Avenue yang berencana
memperbesar kepemilikannya di perusahaan properti mixed
milik Bakrie pada harga premium. Perubahan besar yang
terjadi pada peta perpolitikan tanah air tidak mempengaruhi
laju penguatan saham Bakrie karena valuasinya dipandang
masih yang paling murah disektornya. Kemudian gain tipis
disejumlah saham blue chips turut memberi kontribusi atas
kenaikan indeks seperti yang terjadi pada TLKM, BBCA dan
UNVR.


Pasar saham domestik sekali lagi menunjukkan keperkasaannya
dengan bertahan dari potensi koreksi yang secara logis
seharusnya mulai terjadi saat ini. Overbought bukan alasan
yang bagus untuk melakukan profit taking dan naiknya harga
minyak mentah justru menguntungkan saham komoditas. Bursa
saham regional juga tidak mengindikasikan bakal terjadinya
koreksi yang masif, jadi kenapa IHSG harus turun? Wall Street
yang semalam gamang pun menemukan alasan baru untuk
tetap bertahan positif setelah Alan Greenspan mengatakan
sektor perumahan AS mulai bottoming dan terjadi peningkatan
yang sangat signifikan pada likuiditas. Wall Street yang
sebelumnya dikhawatirkan oleh banjir right issue saham
perbankan dan bangkrutnya GM pun kembali terbuai. Untuk
IHSG, sementara ini masih harus melihat peluang berlanjutnya
kenaikan pada level resistensi di 1.890, karena jika indeks
enggan turun maka terbuka kemungkinan melaju ke level
2.000.

Selasa, 12 Mei 2009

IHSG melesat di sesi pagi dan menyentuh level tertingginya
di 1.891 menyusul berlanjutnya aksi beli pemodal atas
sejumlah besar saham favorit, terutama saham-saham yang
terkait komoditas seperti ANTM, TINS, INCO, BUMI, PTBA
dan ITMG. Menyadari bahwa harga saham telah naik
signifikan sejauh ini, profit taking pun merebak di sesi sore
seiring dengan turunnya indeks bursa regional dan futures
indeks Dow Jones. Tidak sedikit saham yang berbalik turun
dari sebelumnya naik tajam, kecuali saham Grup Bakrie
yang masih bertahan dengan rata-rata gain 3,5%. ASII
adalah kontributor penurunan indeks terbesar disusul TLKM,
BBCA dan PGAS. TLKM menemukan alasan untuk turun
setelah melaporkan penurunan laba bersih kuartal I sebesar
22%.

Koreksi yang terjadi tepat setelah menyentuh garis longterm
uptrend indeks di level 1.890 yang terbentuk sejak
Maret 2003, dan kini berubah menjadi garis resistance bagi
indeks, dapat menjadi indikasi awal potensi berlanjutnya
koreksi. Pola dark cloud pada candlestick indeks yang
terbentuk kemarin menguatkan peluang terjadinya koreksi
lanjutan hari ini. Overbought adalah alasan paling kuat
untuk koreksi karena sejumlah saham telah naik melebihi
target kenaikannya untuk akhir tahun 2009 ini. Jika hasil
stress test dan wabah flu babi tidak dapat menjadi pemicu
turunnya indeks, pasar mungkin akan menemukan alasan
lainnya untuk turun. Jika hari ini kembali koreksi, maka
semakin besar potensi indeks untuk terus melemah hingga
setidaknya level 1.740 dalam jangka pendek.

Senin, 11 Mei 2009

Market Review : indeks berhasil memposisikan pada level yang lebih baik dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Indeks melanjutkan kenaikan dengan menguat sebesar 33,68 poin ke posisi 1862,53. Pemicu dari kenaikan indeks tidak lepas pengaruh kuat adanya sentimen positif ke pasar yang terus belanjut hingga perdagangan Jumat lalu. Kenaikan yang terjadi terhadap harga komoditas pertambangan yang dimotori penguatan harga minyak mentah dunia, akhir berlanjut terhadap komoditas pertambangan lannya seperti Nikel, Timah serta Emas yang turut mengalami kenaikan. Demikian halnya yang terjadi pada harga Crude Palm Oil (CPO) di bursa derivatif Malaysia mengalami kenaikan. Faktor dari kenaikan harga-harga komditas tersebut berhasil mengangkat dari harga saham sektor pertambangan dan perkebunan. Saham kelompok ASII kembali mengeliat dan sekaligus menjadi mover bagi indeks dalam perdagangan akhir pekan lalu. Saham ini menguat sebesar Rp2.550 ditutup pada level Rp21.550.

Market View : indeks dalam pekan ini masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan dengan menguji resistance level di 1921. Kenaikan indeks diperkirakan akan mendapat dorong dari munculnya sejumlah sentimen positif dalam pekan ini. Negara Asia yang dipekirakan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, ditengah krisis ekonomi memiliki peluang besar untuk masuk aliran dana modal ke kawasan ini, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi pertimbangan investasi. Karena melihat dari sejumlah faktor baik ekonomi dan dengan keamanan sangat mendukung masuknya modal asing ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan memiliki peluang untuk apresiasi dalam pekan ini. Apresiasi terhadap rupiah ini memberikan pengaruh bagi pergerakan indeks pekan ini. Sedangkan prediksi indeks dalam perdagangan awal pekan ini diperkirakan berpeluang menguat. Prediksi akan naik indeks-indeks bursa utama Asia, dapat memberikan pengaruh bagi indeks IHSG tersebut

Jumat, 08 Mei 2009



Tidak penting lagi mempertanyakan apakah rally indeks yang telah
berlangsung sejak awal Maret 2009 lalu adalah bullish market atau
sekedar bear-market rally, karena naiknya indeks telah melebihi
parameter bullish market 20% walaupun masih dalam konteks bearish
dalam horison jangka panjang. Pernyataan yang bersifat kompromis
dilontarkan oleh Michael Hartnett, Co -Head Strategist Bank of America,
untuk mengakhiri perdebatan ini. Michael percaya ini masih dalam
kerangka bear-market rally, namun ini adalah ibu dari semua bearmarket
rally (karena rally berlangsung lebih lama dari semua bearmarket
rally yang pernah ada).
IHSG dilihat dalam horison jangka panjang masih dalam pola downtrend
dan saat ini tengah dalam perjalanannya menuju garis main uptrend
disekitar level 2.010. Namun garis long-term uptrend yang telah
terbentuk sejak Maret 2003 disekitar level 1.890 dapat menjadi penghalang
indeks untuk mencapai level 2.010 karena support yang kuat
akan berubah menjadi resistance yang kuat. Kedua target baru indeks
tersebut merupakan target indeks yang paling mungkin dan logis untuk
mengakhiri bear-market rally ini.



Robert Schiller, profesor dari Yale University yang teorinya sempat
menakutkan Wall Street karena mengatakan koreksi indeks S&P 500
baru akan berhenti setelah mencapai level 500, kini berbalik optimistis
dan menyarankan investor untuk lebih berani mengambil risiko dengan
membeli saham dan real estate.

Kamis, 07 Mei 2009

IHSG berhasil rebound dari koreksi moderat yang sempat
terjadi sepanjang sesi pagi bursa dan justru berakhir dengan
kenaikan signifikan untuk ditutup pada level tertinggi barunya
di 1.798. Penurunan pada saham-saham yang sensitif dengan
suku bunga seperti perbankan dan otomotif, dikompensasi
dengan kenaikan masih pada saham-saham komoditas
dipimpin oleh PGAS, BUMI, INCO dan ANTM. Sentimen PGAS
terangkat oleh upgrade rekomendasi dari Morgan Stanley
dengan target harga Rp2.950. Saham lain yang melonjak
adalah ELSA, masih mengantisipasi placement 37,15% saham
yang dimiliki oleh Tri Daya Esta kepada Pertamina setelah
BUMN terbesar ini cenderung menunjuk Danareksa untuk
merealisasikan rencana tersebut. INDF juga cukup menyita
perhatian pasar setelah target harganya diangkat ke level
Rp2.000 oleh JPMorgan.



Kekhawatiran investor akan hasil stress test perbankan
Amerika setelah Bank of America disebutkan harus menambah
modalnya hingga USD 35 miliar untuk sementara diabaikan
karena sentimen positif domestik dan regional masih
mendominasi sentimen pasar. Untuk pasar Asia di luar Jepang,
yang diwakili oleh indeks MSCI Asia-Pacific, bahkan diprediksi
naik hingga 18% lagi oleh JPMorgan tertolong oleh rendahnya
suku bunga, stimulus dan belanja pemerintah serta
meningkatnya permintaan akan aset berisiko. Jadi selama
pasar belum menemukan alasan kuat untuk melakukan profit
taking secara masif, IHSG tetap berpeluang untuk terus
menguat. Namun hari ini potensi penguatan IHSG masih akan
terbatas hingga level 1.820.

Selasa, 05 Mei 2009

Market Review : indeks IHSG dalam perdagangan saham awal pekan ini ditutup menguat sebesar 58,565 poin ke posisi 1788,147. Kekuatan dari faktor-faktor yang muncul baik dari internal maupun ekternal menjadi penunjang indeks untuk malju pada level yang lebih baik dari posisi sebelumnya. Termasuk faktor individual emiten, terkait keluar kinerja keuangan emiten untuk kwartal pertama 2009. Sedangkan faktor positif dalam negeri yang diperkirakan memberikan sumbangan terhadap indeks, mengenai apresiasi atas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Penguatan terhadap nilai tukar rupiah ini, seiring kuatnya pengaruh dari kerjasama multirateral antara Asean plus Three yang berhasil mengumpulkan dana cadangan devisa mencapai USD 120 miliar. Selain itu, pertemuan negara anggota ADB di Bali, mengenai wacana pembentukan mata uang tunggal yang berdampak akan berkurangnya penggunaan dolar AS. Hal-hal ini semakin memperkuat mata uang rupiah terhadap dolar AS.


Market View : peluang indeks untuk menutup target gap sekaligus sebagai target resistance di level 1824, optimis dapat tersentuh dan bahkan berpeluang untuk tembus level itu. Akumulasi sentimen positif yang berlanjut pada hari ini memungkinkan indeks untuk melanjutkan rally kenaikan. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung pada hari ini dengan kecenderungan memangkas kembali tingkat suku bunga acuan BI rate yang diperkirakan minimal sebesar 25 bps, menyusul terjadi deplasi pada April lalu sebesar 0.31% akan memberikan sinyal positif bagi indeks. Selain itu, sentimen atas nilai tukar rupiah yang diperkirakan memiliki kecenderungan untuk apresiasi terhadap dolar AS, dapat memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan indeks dalam perdagangan saham hari ini. Sementara faktor dari indiviudal emiten turut memberikan andil bagi laju indeks untuk masuk dalam teritorial positif. Demikian, dampak dari kenaikan harga minyak dan CPO dapat memberikan dorongan positif terhadap harga saham-saham pertambangan dan perkebunan menuju posisi yang lebih baik.

Senin, 04 Mei 2009

Koreksi akibat profit taking d bursa Indonesia hanya terjadi di awal
pekan. Kekhawatiran Kami bahwa indeks dapat tertekan hingga ke
support 1540 tidak terbukti. Bahkan IHSG mengalami rally hingga
perdagangan Jumat (1 Mei) hingga melampaui level 1700. Sentimen
results 1Q09 emiten menjadi katalis pergerakan saham di BEI. Bahkan
pada Selasa (28 Mei) IHSG bergerak anomali terhadap indeks regional
yang secara umum tertekan karena kekhawatiran pandemi Swine
Influenza (Flu Babi) dari Meksiko yang menyebar ke belahan dunia lain.
Saham-saham dari sektor pertambangan, telekomunikasi, banking, saham
grup Bakrie aktif diperdagangkan dan menyumbang pada kenaikan indeks
pekan lalu. Sedang saham perkebunan mengalami tekanan jual, karena
membukukan laba bersih 1Q09 yang signifikan akibat penurunan volume
penjualan dan harga CPO. Meski Telkom membukukan penurunan laba
2008FY YoY tetapi harga sahamnya berhasil rebound mengikuti sentimen
domestik. Rebound indeks Asia dan Dow Jones memberi dukungan bagi
IHSG untuk terjadinya rally. Gejolak politik dalam negeri tentang koalisi
partai dan penentuan capres-cawapres untuk sementara diabaikan
investor.
Meski saham lapis kedua dan ketiga tampak mengimbangi saham lapis
pertama, tapi nilai dan volume transaksi di BEI tercatat tinggi selama
sepekan lalu. IHSG ditutup menguat tipis di akhir pekan ke ke 1729,582.
Laju inflasi bulan April -0,31% mtm dibandingkan 0,22% mtm pada Maret
atau 7,31% YoY sesuai dengan perkiraan.

Jumat, 01 Mei 2009

Market Review : munculnya akumulasi sentimen positif ke pada dalam perdagangan saham Kamis kemarin mengantarkan indeks menguat tajam sebesar 78,581 poin ke posisi 1722,77. Saham kelompok Astra yang diwakili oleh saham ASII, UNTR dan AALI menjadi mover bagi indeks menggapai level yang lebih baik. Selain dari kenaikan harga saham dari kelompok Astra, saham-saham sektor pertambangan terutama tambang batubara seperti PTBA dan ITMG, sedangakn dari sektor perbankan yang mengalami kenaikan seperti saham BBRI, BDMN. Secara politis kenaikan indeks tersebut memang banyak dipicu oleh sentimen baik yang muncul dari eksternal maupun dari dalam negeri. Dari eksternal yang memberikan pengaruh positif terhadap indeks adalah pengaruh tidak langsung kebijakan dari Fed Fund yang akhirnya memutuskan untuk mempertahankan posisi suku bunga the Fed di level 0,25%. Hal ini mendorong penguatan terhadap indeks Dow Jones. Dari kenaikan indeks Dow Jones ini membawa indeks global turut bergerak positif termasuk Indeks Bursa Efek Indonesia. Sedangkan dari dalam negeri mengenai info perkembangan politik, dimana salah satu cawapres dari profesional yang tertera namanya mendapat respon pelaku pasar.
Market View : peluang indeks untuk melanjutkan kenaikan cukup terbuka, karena adanya kesinambungan dari faktor positif hingga hari ini yang dapat menjadi pendorong untuk menuju level yang lebih baik. Salah satu faktor pengaruh terhadap indeks dari sisi internal mengenai pengumuman angka inflasi yang akan diumumkan BPS pada hari. Perkiraan angka inflasi yang stabil selama April akan dapat memerikan sinyal positif terhadap pergerakan indek. Karena dampak dari inflasi tersebut akan mengarah pada kondisi dari suku bunga kedepannya. Dengan kondisi inflasi yang terkendali sebagai ekspektasi bahwa kedepan suku bunga dalam negeri cenderung turun. Ekspektasi terhadap penurunan suku bungan ini, dapat mendorong iklim investasi di pasar saham dapat menjadi lebih menarik lagi.

Kamis, 30 April 2009

Indeks menguat lebih signifikan pada perdagangan saham kemarin
setelah sempat tertahan sehari sebelumnya karena kekhawatiran
mewabahnya virus flu babi. Investor terlihat lebih percaya diri
untuk mengambil posisi terutama pada saham-saham favorit yang
baru saja melaporkan kinerja kuartal I 2009 yang tumbuh positif
seperti PTBA, BBNI, UNTR, BBCA dan BMRI. Namun laporan kinerja
emiten utama yang pada umumnya positif juga mengangkat
sentimen pasar secara keseluruhan karena percaya bahwa
perekonomian masih bertumbuh, sehingga investor pun tetap
memburu saham ASII, LSIP, TLKM dan ISAT yang memiliki
pertumbuhan negatif. Sementara itu lonjakan pada laba bersih
UNTR yang ditopang oleh meningkatnya aktifitas penambangan
batubara turut mengangkat sentimen saham batubara dan alat
berat lainnya karena secara sektoral harusnya sama positifnya.
Tidak banyak negara yang memiliki industri perbankan yang masih
solid dan mampu tumbuh ditengah krisis finansial dan krisis kredit
global saat ini. Investor melihat Indonesia sebagai negara survivor
dan oleh karenanya wajar jika IHSG bergerak outperform dalam
dua hari terakhir ini. Tidak hanya itu, jika perekonomian mulai
tertekan karena melonjaknya harga komoditas, Indonesia pun
tetap diuntungkan karena banyaknya emiten yang terkait
komoditas. Tidak meragukan lagi bahwa IHSG akan mencoba
menyentuh kembali level tertingginya disekitar 1.660 hari ini.
Wabah flu babi memang mengkhawatirkan, namun tidak lagi
menakutkan sejak Amerika berhasil mencegah jatuh korban jiwa
karena dapat menyembuhkan pasien yang positif flu babi.

Rabu, 29 April 2009

Market Closed +48.65. Regional: Hangseng +401.84, Nikkei CLOSED. IDR Rp 10.805. Oil $50.50. Market Value 3.1T. Foreign Nett Buy 134M.


Di tengah tekanan bursa Asia akibat pandemi flu Babi (Swine Flu) di
kawasan Meksiko dan menyebar ke berbagai belahan wilayah dunia lain,
IHSG kemarin justru bergerak anomali dengan membukukan kenaikan
1,26%, bahkan sempat menguat ke 1618. Saham sektor farmasi (INAF,
KAEF, KLBF) terangkat oleh isu flu Babi tersebut, karena investor
berspekulasi penjualan obat/makmin kesehatan akan meningkat. Perlu
diluruskan jika asumsi bahwa obat antivirus Flu Burung bisa dgunakan
untuk Flu Babi. Selain itu hanya Indofarma yang ditunjuk pemerintah untuk
memproduksi Tamiflu (antivirus flu burung). Rebound pada saham TLKM,
ISAT, BBNI, BBRI, ITMG menyumbang pada apresiasi indeks kemarin.
Meski pun Meneg BUMN mengindikasikan profit 2008FY TLKM mengalami
penurunan hingga 20% YoY, tetapi market melihat penurunan itu lebih
dikarenakan adanya forex loss, sementara laba operasional masih tumbuh.
Sementara keputusan pengadilan Singapura yang memvonis Deutsche Bank
bersalah dalam melanggar kewajibannya sebagai pemegang agunan saham
Adaro terhadap Beckkett tidak sampai menekan harga saham ADRO jatuh.
Koreksi yang terjadi masih dalam kisaran support level ADRO. Sahamsaham
grup Bakrie masih aktif diperdagangkan.
Jika IHSG mampu bergerak independen seperti kemarin, meski pun Wall
Street tertekan karena mewabahnya kasus flu Babi, maka indeks berpotensi
bergerak positif lagi mengabaikan sentimen market global dengan menguji
resistance level 1639/1664. Selain belum ada kasus itu di Indonesia, IHSG
secara teknis masuk area oversold dan menunjukkan up reversal. Laporan
keuangan 1Q09 emiten yang diperkirakan banyak di-release pada pekan ini
akan menjadi katalis di bursa. Laporan keuangan emiten perbankan
biasanya paling awal dipublikasikan. Perhatikan saham PTBA yang
membukukan peningkatan laba signifikan di 1Q09. Namun potensi up side
lebih jauh bisa terhambat oleh result emiten yang mengecewakan. Result
1Q09 ini bisa dianggap sebagai indikasi awal kinerja emiten di tahun 2009
dari dampak krisis keuangan yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun ini.
Ancaman lain adalah depresiasi Rupiah yang terseret oleh mata uang Asia
lain. Perlu diwaspadai kemungkinan berlanjutnya tekanan di bursa global
secara masif, karena kasus Swine Flu ini mengingatkan pada kasus SARS
beberapa tahun silam yang juga sempat menekan perekonomian dunia.
IHSG berpotensi bergerak positif lagi mengabaikan sentimen market global
terkait dengan Swine Flu.

Selasa, 28 April 2009

Market Review : indeks terjungkal kepanikan atas penurunan sejumlah indeks regional, seiring acaman terhadap Flu Babi yang tengah melanda di Meksiko. Dikhawatirkan wabah Flu Babi ini yang sudah menyebar ke AS dan Kanada, akan mewabah ke kawasan lainnya, seperti Asia Pasifik. Kecemasan mengingatkan pada kasus Flu Burung yang melanda kawasan Asia pada tahun 2003 silam, yang turut mempengaruhi pergerakan indeks di bursa Asia pada saat itu. Wabah flu babi ini membuat kekhawatiran akan mempengaruhi perekonomian negara-negara di dunia ditengah krisis perekonomian global yang belum pulih. Pengaruh regional ini mempengaruhi pola transaksi perdagangan saham yang terjadi pada awal pekan ini. c!tra imoet: Indeks tertekan menyusul koreksi yang terjadi terhadap sejumlah saham unggulan seperti ASII, ISAT, BBCA, AALI, TLKM, PGAS dan lain sebagainyac!tra imoet: Market View : dalam perdagangan saham hari ini indeks IHSG diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Diduga faktor yang menjadi sebagai penekan terhadap pergerakan indeks penurunan yang terjadi terhadap sejumlah harga komoditas pertambangan. Harga minyak, batubara, emas, nikel serta timah dalam transaksi perdagangan di pasar internasional mengalami penurunan. Melemahnya harga-harga komoditas tersebut diperkirakan akan dapat mempengaruhi pegerakan harga saham sektor terkait. Dan dampaknya akan mempengaruhi pergerakan terhadap indeks IHSGc!tra imoet: Demikian pula yang terjadi terhadap harga crud palm oil (CPO) yang diperdagangan di bursa derivatif Malaysia, potensi pelemahan yang berlanjut akan mempengaruhi pergerakan harga saham sektor perkebunan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini. Faktor dari indeks bursa kawasan yang variatif membawah indeks mengarah pada pola konsolidasi

Senin, 27 April 2009

Penembusan garis major downtrend indeks yang terjadi pada 16 April lalu kemungkinan tidak akan disia-siakan begitu saja
dengan kembali turun di bawahnya, melainkan dengan bertahan di atasnya untuk waktu yang cukup lama. Sehingga
dengan demikian indeks tidak kehilangan kesempatan baik untuk membentuk pola uptrend baru dalam jangka panjang.
Indeks akan menyelesaikan periode konsolidasi ini dengan melekat di atas garis major downtrend hingga diperoleh sinyal
bullish baru untuk kembali menguat. Pada awal pekan ini indeks berpeluang menguat seiring dengan terciptanya pola doji
pada candlestick indeks dan menguatnya indeks bursa saham global akhir pekan lalu. Namun potensi naiknya indeks ini
diprediksi belum akan menghentikan indeks dari kecenderungan untuk terus melemah mengingat sebagian besar indikator
jangka pendek telah sepenuhnya overbought. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adalah terjadinya dead cross pada
indikator MACD dari area jenuh beli. Dengan memperhatikan kondisi tersebut, dalam jangka menengah pendek indeks
berpotensi untuk terus melemah hingga level 1.540 atau lebih rendah lagi ke level 1.515.
Rally IHSG terhenti pada hari ke-6 pada 20 April lalu di level 1661.
Uptrend minor yang sebenarnya telah terbentuk sejak awal Maret lalu
terhambat oleh faktor teknis, global dan politis dalam negeri. Sebenarnya
perspektif teknikal menunjukkan IHSG telah overbought sejak 2 minggu
lalu. Namun investor mengabaikan hal itu karena sentimen positif dari
global. Dinamika politik dalam negeri yang berkembang sangat cepat
mengubah pandangan investasi jangka pendek investor. Sikap politis
partai Golkar untuk mengajukan capres sendiri, yang dipicu oleh 5 syarat
cawapres yang diajukan Demokrat, diikuti oleh manuver-manuver politik
partai-partai lain melalui Munas/Mukernas/Rakernas/Rapimnas. Investor
khawatir perubahan politik yang cepat ini akan menimbulkan
ketidakstabilan dalam (sisa waktu) pemerintahan. Investor juga
mengantisipasi arah politik dalam negeri. Nilai tukar rupiah terdepresiasi
mendekati Rp 11.000/USD terimbas naiknya tensi politik dalam negeri.
IHSG sendiri sempat menyentuh level tertinggi hariannya di 1674,918.
Namun profit taking, termasuk pada saham pertambangan, telah
menahan uptrend indeks. Harga minyak turun ke bawah USD 50/barel.
Sell-off terjadi terutama pada saham-saham Grup Bakrie setelah menguat
signifikan. Saham Grup Bakrie memimpin pergerakan indeks di minggu
IV April, tidak saja bagi saham lapis kedua dan ketiga. Tidak diketahui
pasti trigger-nya. Namun saham-saham di dalam grup Bakrie memang
memiliki sentimen masing-masing, dan itu dianggap sebagai alasan untuk
melakukan aksi beli. Bargain hunting saham-saham Grup Bakrie, yang
sebenarnya telah dimulai pada 2 hari terakhir di minggu III April, telah
mengangkat harga saham-sahamnya secara signifikan. Kenaikan
tertinggi saham-saham grup Bakrie terjadi pada Senin (20 April). Bahkan
BNBR sempat menyentuh level tertinggi hariannya di 101, meninggalkan
level terendah harga saham yang diperkenankan yaitu 50, atau naik
102% hanya dalam 4 hari perdagangan.
Selama sepekan lalu saham-saham lapis kedua dan ketiga aktif
diperdagangkan dan mendominasi. Oleh karena itu volume transaksi
tercatat tinggi meski nilai transaksi tidak setinggi minggu sebelumnya. Di
akhir pekan lalu IHSG ditutup turun tipis 1,364 poin di 1591,336.

Selasa, 21 April 2009

Saham Grup Bakrie menjadi pahlawan pada perdagangan saham
kemarin setelah lima sahamnya masuk sebagai 10 besar leading
mover indeks dan menjaga sentimen pasar tetap positif. IHSG
pun ditutup pada level tertinggi barunya di 1.661 dengan rekor
volume transaksi hingga 20 miliar saham untuk pasar reguler.
Bangkitnya saham-saham Grup Bakrie dimulai sejak hasil
sementara Pemilu Legislatif mengindikasikan bergabungnya
kembali Partai Golkar dalam koalisi Partai Demokrat, hingga
akhirnya muncul rumor soal penjualan saham BUMI kepada
investor asing dengan harga premium. Saham BUMI yang dijual
diduga adalah saham portofolio BNBR sehingga hasil penjualan
sepenuhnya akan masuk dalam pendapatan BNBR. Dibantahnya
rencana right issue DEWA juga turut menjadi katalis naiknya
harga saham DEWA kemarin.
Pelaku pasar sebenarnya banyak yang telah bersiap untuk
menghadapi potensi koreksi setelah indeks naik lebih dari 33%
dalam enam pekan terakhir. Namun kondisi overbought semata
tidak cukup untuk menekan turun indeks yang baru saja
melakukan penembusan garis major downtrend disekitar level
1.360. Berdasarkan pola middle uptrend yang telah diekstensi,
kenaikan indeks dapat mencapai 1.675. Namun lebih dari itu,
indeks mungkin saja menuju kesekitar level 1.780 dalam jangka
pendek ini. Namun untuk menuju kesana pasar domestik harus
mengabaikan sentimen Wall Street yang cenderung kembali
negatif saat ini, seperti peringatan Goldman Sachs bahwa
kerugian kredit Citigroup meningkat pesat dan memberi
rekomendasi Jual. Hal ini tentunya akan sulit karena sebagian
investor tengah menunggu alasan yang kuat untuk melakukan
profit taking

Senin, 20 April 2009

indeks menuntaskan kenaikan selama sepekan lalu dengan mencatatkan kenaikan mencapai 169,04 poin (11,53%) ke posisi 1634,790 dibanding posisi indeks Jumat pekan sebelumnya di posisi 1465,750. Kenaikan indeks tersebut memang tidak lepas dari optimisme yang tinggi atas keberhasilan dalam Pemilu Legislatif serta peluang adanya kesinambungan dari sistem pemerintah dan kelanjutan dari kebijakan terhadap pemerintah terkait ekonomi, menyusul unggulnya dariperhitungan sementara dari partai incumbent yang dilakukan KPU. Ketertiban dan lancar pemilu legislatif ini, menandakan bahwa stabilitas terhadap kemanan dan politik dalam negari sejauh ini masih terjaga sehingga memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap investor asing untuk masuk ke Indonesia

Jumat, 17 April 2009

optimisme yang tinggi adanya aliran dana asing masuk ke Indonesia memberikan dorongan kuat terhadap indeks IHSG dalam perdagangan Rabu kemarin. Peluang masuknya aliran dana asing ke Indonesia, sebagai pertimbangan bahwa asing masuk karena dalam kawasan di Asean Indonesia di pandang dari sisi keamanan relatif lebih stabil. Keberhasilan Indonesia menjaga stabilitas keamanan menjadi poin yang sangat berharga karena dapat menjadi pertimbangan bagi investor asing untuk masuk. Dengan terbentuknya stabilitas keamanan dapat memberikan dukungan terhadap stabilitas dari sisi makro ekonomi Indonesia yang diperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat lebih menarik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara di kawasan Asean. Keberhasilan melakukan kerjasama bilateral dengan bebera negara maju di ASI dalam mengatasi dampak dari krisis global, memberikan pengaruh besar terhadap apresiasi atas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Dengan dukungan dari sejumlah akumulasi senimen positif membuat indeks melaju hingga memposisikan di level 1593,66 setelah mencatatkan kenaikan sebesar 23,402 poin.


kendati secara candle chart indeks cenderung terkoreksi pada hari ini, namun dengan berlanjutnya sentimen positif ke pasar masih ada peluang indeks untuk memposisikan pada level yang lebih baik. Diduga kenaikan indeks akan di pacu oleh perkiraan penguatan dari indeks regional Asia. Secara sektor yang berpotensi sebagai pendorong terhadap pergerakan indeks diperkirakan sektor perkebunan yang diwakili oleh saham AALI, LSIP, UNSP, SGRO. Peluang kenaikan atas saham-saham tersebut perkiraan berlanjutnya kenaikan harga CPO yang diperdagangan di bursa Derivatif Malaysia pada hari ini. Selain itu, peluang kenaikan dari harga saham sektor perbankan seperti saham BBRI, BBNI dan BMRI serta BBCA dapat menjadi motor penggerak bagi IHGS. Dari sektor telekomunikasi diduga saham TLKM dan ISAT berpotensi menguat pada hari ini. Target indeks berpeluang ke level 1612.