Jumat, 15 Mei 2009

Koreksi tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya,
akhirnya terjadi saat investor menemukan alasan yang
lebih kuat untuk melakukan profit taking. Anjloknya
saham BUMI memimpin penurunan indeks disusul oleh
saham-saham komoditas lainnya dan kemudian merata ke
sebagian besar saham, terutama ASII, TLKM, BMRI dan
BBRI. Tidak ada yang mencoba menjadi pahlawan saat
tekanan jual terjadi begitu hebat, kecuali beberapa
saham small caps seperti ETWA, SMSM dan TRUB.
Melejitnya TRUB merupakan lanjutan dari kenaikan
beberapa hari sebelumnya ketika tersiar kabar bakal
segera dimulainya eksploitasi batubara di Muara Enim
dengan menunjuk Darma Henwa sebagai kontraktornya.
DEWA pun sempat menguat ke teritori positif terkait
dengan kabar tersebut.

Harga saham global dan domestik telah overbought
secara teknikal, sebagian besar diantaranya telah
mencapai atau melebihi target teknikal maupun valuasi
harga wajarnya sementara pemulihan ekonomi Amerika
yang menjadi biang krisis kembali menjadi pertanyaan
ketika data penjualan retail mereka turun bulan lalu.
Turunnya data retail tersebut lebih diperhatikan pasar
ketika wabah flu babi dan ancaman bangkrutnya GM
direspon dingin oleh Wall Street. Kini potensi terjadinya
koreksi lanjutan lebih terlihat nyata karena secara teknis
Dow maupun IHSG gagal menembus major resistance di
level 8.620 dan 1.890. Untuk IHSG koreksi ini dapat
merubah trend indeks jika gagal bertahan disekitar level
1740-1720.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar