Kamis, 07 Mei 2009

Aneka Tambang (ANTM) berencana merevisi belanja
modal (capex) tahun 2009 akibat perlambatan ekonomi
global, yang akan lakukan padai Juni nanti. Terkait
menurunnya kinerja keuangan perseroan tahun buku
2008, manajemen ANTM memperkirakan setoran dividen
tahun ini akan mengalami penurunan.


Manajemen Aneka Tambang (ANTM) menyatakan siap
mengambilalih saham divestasi PT Newmont Nusa
Tenggara jika memang ditugaskan pemerintah.
Perseroan akan melakukan uji tuntas terlebih dulu untuk
mendalami aset Newmont yang akan diambilalih. Namun
hingga saat ini perseroan belum melakukan kajian khusus
karena belum ada arahan dari Kementerian BUMN selaku
kuasa pemegang saham Perseroan.


Wijaya Karya (WIKA) bekerjasama dengan Mitsubishi
Corporation mulai membangun PLTGU Tanjung Priok 740
MW senilai Rp387 miliar yang terdiri dari proyek PLTGU
2x250 MW dan 1x240MW milik PLN. Proyek ini
diharapkan selesai dalam kurun waktu 32,5 bulan dan
dapat menambah pasokan listrik di Pulau Jawa, sebesar
740 MW.


Medco Energy International (MEDC) berencana
meminjam sekitar USD 150 juta untuk mengembangkan
ldang migas di Libya dan tidak akan menjual sahamnya di
aset Afrika.


Adhi Karya (ADHI) menargetkan pertumbuhan
pendapatan 2009 hanya 1% atau relatif flat menjadi
Rp6.7 triliun, sedangkan pertumbuhan laba 2009
ditargetkan sebesar 96.5% menjadi Rp160.1 miliar.
Perkiraan pertumbuhan laba 2009 yang signifikan
tersebut dikarenakan laba bersih tahun sebelumnya
tergerus akibat provisi proyek monorel sebesar Rp114
miliar, sedangkan untuk tahun ini berpotensi kembali
normal. Perseroan sendiri meraih laba bersih triwulan I
2009 sebesar Rp 7,4 miliar naik 315% YoY.



Jasa Marga (JSMR) mengincar pendapatan Rp3,69
triliun tahun ini naik 10.14% dibanding pendapatan tahun
2008 yang Rp3,35 triliun. Perseroan menyebutkan EBITA
Margin diharapkan tumbuh 55,5 % dibanding 53,9 %
tahun sebelumnya dan total aset diperkirakan naik
menjadi Rp18,2 triliun dari Rp14,9 triliun. Perseroan
menargetkan Capex sebesar Rp4,68 triliun naik tajam
dari tahun sebelumnya Rp1,16 triliun.


Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyiapkan dana
sebesar Rp 2 triliun untuk Perusahaan Umum Badan
Urusan Logistik (Bulog) yang bisa segera dicairkan. Jika
Bulog membutuhkan dana tambahan, BRI menyiapkan
plafon kredit hingga Rp 4,5 triliun. Pinjaman tersebut
diberikan kepada Bulog untuk membeli hasil produksi
pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar