Senin, 18 Mei 2009

berhubung dengan koneksi inet saya yang baru -baru ini tidak berjalan dengan lancar
maka postingan saya untuk sementara ini akan di hentikan.

bagi yang berminat untuk diteruskan
bs posting di widget shout sebelah kanan
terima kasih

Jumat, 15 Mei 2009

Koreksi tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya,
akhirnya terjadi saat investor menemukan alasan yang
lebih kuat untuk melakukan profit taking. Anjloknya
saham BUMI memimpin penurunan indeks disusul oleh
saham-saham komoditas lainnya dan kemudian merata ke
sebagian besar saham, terutama ASII, TLKM, BMRI dan
BBRI. Tidak ada yang mencoba menjadi pahlawan saat
tekanan jual terjadi begitu hebat, kecuali beberapa
saham small caps seperti ETWA, SMSM dan TRUB.
Melejitnya TRUB merupakan lanjutan dari kenaikan
beberapa hari sebelumnya ketika tersiar kabar bakal
segera dimulainya eksploitasi batubara di Muara Enim
dengan menunjuk Darma Henwa sebagai kontraktornya.
DEWA pun sempat menguat ke teritori positif terkait
dengan kabar tersebut.

Harga saham global dan domestik telah overbought
secara teknikal, sebagian besar diantaranya telah
mencapai atau melebihi target teknikal maupun valuasi
harga wajarnya sementara pemulihan ekonomi Amerika
yang menjadi biang krisis kembali menjadi pertanyaan
ketika data penjualan retail mereka turun bulan lalu.
Turunnya data retail tersebut lebih diperhatikan pasar
ketika wabah flu babi dan ancaman bangkrutnya GM
direspon dingin oleh Wall Street. Kini potensi terjadinya
koreksi lanjutan lebih terlihat nyata karena secara teknis
Dow maupun IHSG gagal menembus major resistance di
level 8.620 dan 1.890. Untuk IHSG koreksi ini dapat
merubah trend indeks jika gagal bertahan disekitar level
1740-1720.

Kamis, 14 Mei 2009

Utk saham-saham lapis kedua dan ketiga yg belakangan ini cenderung naik disarankan sebaiknya investors bermain jangka pendek krn bagaimanapun ada beberapa saham yg fundamentalnya tidak jelas tapi mengalami kenaikkan.

Utk saham-saham grup bakrie investors juga disarankan utk waspada krn bisa dikatakan kenaikkan saham grup ini sudah tidak wajar, walau hingga kini terlihat masih up trend.

Mungkin memang ada pihak-pihak tertentu yg ingin mengangkat saham grup ini pada level tertentu utk 'meng-adjust' sesuai level ihsg saat ini krn harganya yg masih rendah dibanding saham lain. Namun bisa juga kenaikkan ini hanya 'sesaat' krn dimainkan oleh pihak tertentu.

Yg pasti jika turun, penurunannya juga akan cepat, bahkan bisa lebih cepat dari kenaikkannya.
c!tra imoet: Investors sebaiknya jangan terlena dgn kenaikkan ihsg dua hari terakhir ini krn kenaikkan tsb lebih disebabkan saham-saham lapis kedua dan ketiga dng tingkat kenaikkan yg tinggi.

Sementara bila dicermati, saham-saham blue chips dan berkapitalisasi besar sudah stagnan dan cenderung terkoreksi. Kondisi market yg sebenarnya haruslah dilihat dari pergerakan saham blue chips, bukan dari saham-saham kecil lapis kedua dan ketiga, krn saham-saham tsb tidak bisa mewakili atau memberi gambaran kondisi market yg sebenarnya.

Dow yg kemarin kembali terkoreksi 184 poin bisa memberi gambaran bahwa kenaikkan indeks saat ini sebenarnya sudah cukup tinggi, dan mungkin terlalu cepat bila dilihat dari kondisi riil-nya.
c!tra imoet: Jadi sebaiknya investors waspada, walaupun ihsg masih terlihat dalam trend up, tapi sebenarnya ihsg saat ini cenderung stagnan dan terkoreksi. Hanya krn saham-saham lapis kedua dan ketiga, dan juga terutama saham grup bakrie, yg membuat ihsg seolah-olah masih terus naik.

Tidak bisa dipastikan, apakah kenaikkan saham-saham tsb krn memang kenaikkan yg bersifat fundamental (dalam arti tidak akan turun lagi ke level terendahnya) atau hanya kenaikkan 'sesaat' krn sedang dimainkan/'digoreng' yg sewaktu-waktu bisa kembali terkoreksi tajam.

Rabu, 13 Mei 2009

IHSG berhasil rebound dari koreksi yang signifikan setelah
investor secara selektif kembali memburu saham-saham Grup
Bakrie, saham tambang dan energi. Saham Grup Bakrie
kemarin mencatat kenaikan ke level tertinggi barunya dipimpin
BUMI seiring dengan bertahannya harga minyak mentah pada
harga tertingginya disekitar US$59 per barrel. ELTY pun
kembali melonjak menyusul rumor Avenue yang berencana
memperbesar kepemilikannya di perusahaan properti mixed
milik Bakrie pada harga premium. Perubahan besar yang
terjadi pada peta perpolitikan tanah air tidak mempengaruhi
laju penguatan saham Bakrie karena valuasinya dipandang
masih yang paling murah disektornya. Kemudian gain tipis
disejumlah saham blue chips turut memberi kontribusi atas
kenaikan indeks seperti yang terjadi pada TLKM, BBCA dan
UNVR.


Pasar saham domestik sekali lagi menunjukkan keperkasaannya
dengan bertahan dari potensi koreksi yang secara logis
seharusnya mulai terjadi saat ini. Overbought bukan alasan
yang bagus untuk melakukan profit taking dan naiknya harga
minyak mentah justru menguntungkan saham komoditas. Bursa
saham regional juga tidak mengindikasikan bakal terjadinya
koreksi yang masif, jadi kenapa IHSG harus turun? Wall Street
yang semalam gamang pun menemukan alasan baru untuk
tetap bertahan positif setelah Alan Greenspan mengatakan
sektor perumahan AS mulai bottoming dan terjadi peningkatan
yang sangat signifikan pada likuiditas. Wall Street yang
sebelumnya dikhawatirkan oleh banjir right issue saham
perbankan dan bangkrutnya GM pun kembali terbuai. Untuk
IHSG, sementara ini masih harus melihat peluang berlanjutnya
kenaikan pada level resistensi di 1.890, karena jika indeks
enggan turun maka terbuka kemungkinan melaju ke level
2.000.

Selasa, 12 Mei 2009

Perusahaan Gas Negara (PGAS) memperkirakan
volume gas yang disalurkan selama 2009 mencapai 700-
800mmscfd. Volume distribusi gas pada Q108 mencapai
72 mmscfd atau naik 37% dibanding periode yang sama
tahun lalu.
IHSG melesat di sesi pagi dan menyentuh level tertingginya
di 1.891 menyusul berlanjutnya aksi beli pemodal atas
sejumlah besar saham favorit, terutama saham-saham yang
terkait komoditas seperti ANTM, TINS, INCO, BUMI, PTBA
dan ITMG. Menyadari bahwa harga saham telah naik
signifikan sejauh ini, profit taking pun merebak di sesi sore
seiring dengan turunnya indeks bursa regional dan futures
indeks Dow Jones. Tidak sedikit saham yang berbalik turun
dari sebelumnya naik tajam, kecuali saham Grup Bakrie
yang masih bertahan dengan rata-rata gain 3,5%. ASII
adalah kontributor penurunan indeks terbesar disusul TLKM,
BBCA dan PGAS. TLKM menemukan alasan untuk turun
setelah melaporkan penurunan laba bersih kuartal I sebesar
22%.

Koreksi yang terjadi tepat setelah menyentuh garis longterm
uptrend indeks di level 1.890 yang terbentuk sejak
Maret 2003, dan kini berubah menjadi garis resistance bagi
indeks, dapat menjadi indikasi awal potensi berlanjutnya
koreksi. Pola dark cloud pada candlestick indeks yang
terbentuk kemarin menguatkan peluang terjadinya koreksi
lanjutan hari ini. Overbought adalah alasan paling kuat
untuk koreksi karena sejumlah saham telah naik melebihi
target kenaikannya untuk akhir tahun 2009 ini. Jika hasil
stress test dan wabah flu babi tidak dapat menjadi pemicu
turunnya indeks, pasar mungkin akan menemukan alasan
lainnya untuk turun. Jika hari ini kembali koreksi, maka
semakin besar potensi indeks untuk terus melemah hingga
setidaknya level 1.740 dalam jangka pendek.

Senin, 11 Mei 2009

Market Review : indeks berhasil memposisikan pada level yang lebih baik dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Indeks melanjutkan kenaikan dengan menguat sebesar 33,68 poin ke posisi 1862,53. Pemicu dari kenaikan indeks tidak lepas pengaruh kuat adanya sentimen positif ke pasar yang terus belanjut hingga perdagangan Jumat lalu. Kenaikan yang terjadi terhadap harga komoditas pertambangan yang dimotori penguatan harga minyak mentah dunia, akhir berlanjut terhadap komoditas pertambangan lannya seperti Nikel, Timah serta Emas yang turut mengalami kenaikan. Demikian halnya yang terjadi pada harga Crude Palm Oil (CPO) di bursa derivatif Malaysia mengalami kenaikan. Faktor dari kenaikan harga-harga komditas tersebut berhasil mengangkat dari harga saham sektor pertambangan dan perkebunan. Saham kelompok ASII kembali mengeliat dan sekaligus menjadi mover bagi indeks dalam perdagangan akhir pekan lalu. Saham ini menguat sebesar Rp2.550 ditutup pada level Rp21.550.

Market View : indeks dalam pekan ini masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan dengan menguji resistance level di 1921. Kenaikan indeks diperkirakan akan mendapat dorong dari munculnya sejumlah sentimen positif dalam pekan ini. Negara Asia yang dipekirakan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, ditengah krisis ekonomi memiliki peluang besar untuk masuk aliran dana modal ke kawasan ini, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi pertimbangan investasi. Karena melihat dari sejumlah faktor baik ekonomi dan dengan keamanan sangat mendukung masuknya modal asing ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan memiliki peluang untuk apresiasi dalam pekan ini. Apresiasi terhadap rupiah ini memberikan pengaruh bagi pergerakan indeks pekan ini. Sedangkan prediksi indeks dalam perdagangan awal pekan ini diperkirakan berpeluang menguat. Prediksi akan naik indeks-indeks bursa utama Asia, dapat memberikan pengaruh bagi indeks IHSG tersebut

Jumat, 08 Mei 2009



Tidak penting lagi mempertanyakan apakah rally indeks yang telah
berlangsung sejak awal Maret 2009 lalu adalah bullish market atau
sekedar bear-market rally, karena naiknya indeks telah melebihi
parameter bullish market 20% walaupun masih dalam konteks bearish
dalam horison jangka panjang. Pernyataan yang bersifat kompromis
dilontarkan oleh Michael Hartnett, Co -Head Strategist Bank of America,
untuk mengakhiri perdebatan ini. Michael percaya ini masih dalam
kerangka bear-market rally, namun ini adalah ibu dari semua bearmarket
rally (karena rally berlangsung lebih lama dari semua bearmarket
rally yang pernah ada).
IHSG dilihat dalam horison jangka panjang masih dalam pola downtrend
dan saat ini tengah dalam perjalanannya menuju garis main uptrend
disekitar level 2.010. Namun garis long-term uptrend yang telah
terbentuk sejak Maret 2003 disekitar level 1.890 dapat menjadi penghalang
indeks untuk mencapai level 2.010 karena support yang kuat
akan berubah menjadi resistance yang kuat. Kedua target baru indeks
tersebut merupakan target indeks yang paling mungkin dan logis untuk
mengakhiri bear-market rally ini.



Robert Schiller, profesor dari Yale University yang teorinya sempat
menakutkan Wall Street karena mengatakan koreksi indeks S&P 500
baru akan berhenti setelah mencapai level 500, kini berbalik optimistis
dan menyarankan investor untuk lebih berani mengambil risiko dengan
membeli saham dan real estate.

Kamis, 07 Mei 2009

Aneka Tambang (ANTM) berencana merevisi belanja
modal (capex) tahun 2009 akibat perlambatan ekonomi
global, yang akan lakukan padai Juni nanti. Terkait
menurunnya kinerja keuangan perseroan tahun buku
2008, manajemen ANTM memperkirakan setoran dividen
tahun ini akan mengalami penurunan.


Manajemen Aneka Tambang (ANTM) menyatakan siap
mengambilalih saham divestasi PT Newmont Nusa
Tenggara jika memang ditugaskan pemerintah.
Perseroan akan melakukan uji tuntas terlebih dulu untuk
mendalami aset Newmont yang akan diambilalih. Namun
hingga saat ini perseroan belum melakukan kajian khusus
karena belum ada arahan dari Kementerian BUMN selaku
kuasa pemegang saham Perseroan.


Wijaya Karya (WIKA) bekerjasama dengan Mitsubishi
Corporation mulai membangun PLTGU Tanjung Priok 740
MW senilai Rp387 miliar yang terdiri dari proyek PLTGU
2x250 MW dan 1x240MW milik PLN. Proyek ini
diharapkan selesai dalam kurun waktu 32,5 bulan dan
dapat menambah pasokan listrik di Pulau Jawa, sebesar
740 MW.


Medco Energy International (MEDC) berencana
meminjam sekitar USD 150 juta untuk mengembangkan
ldang migas di Libya dan tidak akan menjual sahamnya di
aset Afrika.


Adhi Karya (ADHI) menargetkan pertumbuhan
pendapatan 2009 hanya 1% atau relatif flat menjadi
Rp6.7 triliun, sedangkan pertumbuhan laba 2009
ditargetkan sebesar 96.5% menjadi Rp160.1 miliar.
Perkiraan pertumbuhan laba 2009 yang signifikan
tersebut dikarenakan laba bersih tahun sebelumnya
tergerus akibat provisi proyek monorel sebesar Rp114
miliar, sedangkan untuk tahun ini berpotensi kembali
normal. Perseroan sendiri meraih laba bersih triwulan I
2009 sebesar Rp 7,4 miliar naik 315% YoY.



Jasa Marga (JSMR) mengincar pendapatan Rp3,69
triliun tahun ini naik 10.14% dibanding pendapatan tahun
2008 yang Rp3,35 triliun. Perseroan menyebutkan EBITA
Margin diharapkan tumbuh 55,5 % dibanding 53,9 %
tahun sebelumnya dan total aset diperkirakan naik
menjadi Rp18,2 triliun dari Rp14,9 triliun. Perseroan
menargetkan Capex sebesar Rp4,68 triliun naik tajam
dari tahun sebelumnya Rp1,16 triliun.


Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyiapkan dana
sebesar Rp 2 triliun untuk Perusahaan Umum Badan
Urusan Logistik (Bulog) yang bisa segera dicairkan. Jika
Bulog membutuhkan dana tambahan, BRI menyiapkan
plafon kredit hingga Rp 4,5 triliun. Pinjaman tersebut
diberikan kepada Bulog untuk membeli hasil produksi
pertanian.
IHSG berhasil rebound dari koreksi moderat yang sempat
terjadi sepanjang sesi pagi bursa dan justru berakhir dengan
kenaikan signifikan untuk ditutup pada level tertinggi barunya
di 1.798. Penurunan pada saham-saham yang sensitif dengan
suku bunga seperti perbankan dan otomotif, dikompensasi
dengan kenaikan masih pada saham-saham komoditas
dipimpin oleh PGAS, BUMI, INCO dan ANTM. Sentimen PGAS
terangkat oleh upgrade rekomendasi dari Morgan Stanley
dengan target harga Rp2.950. Saham lain yang melonjak
adalah ELSA, masih mengantisipasi placement 37,15% saham
yang dimiliki oleh Tri Daya Esta kepada Pertamina setelah
BUMN terbesar ini cenderung menunjuk Danareksa untuk
merealisasikan rencana tersebut. INDF juga cukup menyita
perhatian pasar setelah target harganya diangkat ke level
Rp2.000 oleh JPMorgan.



Kekhawatiran investor akan hasil stress test perbankan
Amerika setelah Bank of America disebutkan harus menambah
modalnya hingga USD 35 miliar untuk sementara diabaikan
karena sentimen positif domestik dan regional masih
mendominasi sentimen pasar. Untuk pasar Asia di luar Jepang,
yang diwakili oleh indeks MSCI Asia-Pacific, bahkan diprediksi
naik hingga 18% lagi oleh JPMorgan tertolong oleh rendahnya
suku bunga, stimulus dan belanja pemerintah serta
meningkatnya permintaan akan aset berisiko. Jadi selama
pasar belum menemukan alasan kuat untuk melakukan profit
taking secara masif, IHSG tetap berpeluang untuk terus
menguat. Namun hari ini potensi penguatan IHSG masih akan
terbatas hingga level 1.820.

Selasa, 05 Mei 2009

Berhubung Inet saya sedang lemot beberapa hari ini (dikarenakan provider/alat radio yang terpasang di atap rumah : masih blm diketahui dengan pasti ) maka mungkin postingan saya akan telat ataupun tidak memposting market review

:D
semoga koneksi inet ini tidak berlangsung lama

tq lol
Market Review : indeks IHSG dalam perdagangan saham awal pekan ini ditutup menguat sebesar 58,565 poin ke posisi 1788,147. Kekuatan dari faktor-faktor yang muncul baik dari internal maupun ekternal menjadi penunjang indeks untuk malju pada level yang lebih baik dari posisi sebelumnya. Termasuk faktor individual emiten, terkait keluar kinerja keuangan emiten untuk kwartal pertama 2009. Sedangkan faktor positif dalam negeri yang diperkirakan memberikan sumbangan terhadap indeks, mengenai apresiasi atas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Penguatan terhadap nilai tukar rupiah ini, seiring kuatnya pengaruh dari kerjasama multirateral antara Asean plus Three yang berhasil mengumpulkan dana cadangan devisa mencapai USD 120 miliar. Selain itu, pertemuan negara anggota ADB di Bali, mengenai wacana pembentukan mata uang tunggal yang berdampak akan berkurangnya penggunaan dolar AS. Hal-hal ini semakin memperkuat mata uang rupiah terhadap dolar AS.


Market View : peluang indeks untuk menutup target gap sekaligus sebagai target resistance di level 1824, optimis dapat tersentuh dan bahkan berpeluang untuk tembus level itu. Akumulasi sentimen positif yang berlanjut pada hari ini memungkinkan indeks untuk melanjutkan rally kenaikan. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung pada hari ini dengan kecenderungan memangkas kembali tingkat suku bunga acuan BI rate yang diperkirakan minimal sebesar 25 bps, menyusul terjadi deplasi pada April lalu sebesar 0.31% akan memberikan sinyal positif bagi indeks. Selain itu, sentimen atas nilai tukar rupiah yang diperkirakan memiliki kecenderungan untuk apresiasi terhadap dolar AS, dapat memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan indeks dalam perdagangan saham hari ini. Sementara faktor dari indiviudal emiten turut memberikan andil bagi laju indeks untuk masuk dalam teritorial positif. Demikian, dampak dari kenaikan harga minyak dan CPO dapat memberikan dorongan positif terhadap harga saham-saham pertambangan dan perkebunan menuju posisi yang lebih baik.
Sebanyak 22 perusahaan akan melakukan penawaran
umum perdana (IPO) pada tahun ini dengan total dana
dihimpun sekitar Rp 13,02 triliun.
DPR mengusulkan agar pemerintah menyiapkan
stimulus tahap II di tahun 2009 ini. Jumlah dana
stimulus yang bisa dikucurkan sekitar Rp 10-15 triliun
dengan memprioritaskan infrastruktur.

Senin, 04 Mei 2009

Koreksi akibat profit taking d bursa Indonesia hanya terjadi di awal
pekan. Kekhawatiran Kami bahwa indeks dapat tertekan hingga ke
support 1540 tidak terbukti. Bahkan IHSG mengalami rally hingga
perdagangan Jumat (1 Mei) hingga melampaui level 1700. Sentimen
results 1Q09 emiten menjadi katalis pergerakan saham di BEI. Bahkan
pada Selasa (28 Mei) IHSG bergerak anomali terhadap indeks regional
yang secara umum tertekan karena kekhawatiran pandemi Swine
Influenza (Flu Babi) dari Meksiko yang menyebar ke belahan dunia lain.
Saham-saham dari sektor pertambangan, telekomunikasi, banking, saham
grup Bakrie aktif diperdagangkan dan menyumbang pada kenaikan indeks
pekan lalu. Sedang saham perkebunan mengalami tekanan jual, karena
membukukan laba bersih 1Q09 yang signifikan akibat penurunan volume
penjualan dan harga CPO. Meski Telkom membukukan penurunan laba
2008FY YoY tetapi harga sahamnya berhasil rebound mengikuti sentimen
domestik. Rebound indeks Asia dan Dow Jones memberi dukungan bagi
IHSG untuk terjadinya rally. Gejolak politik dalam negeri tentang koalisi
partai dan penentuan capres-cawapres untuk sementara diabaikan
investor.
Meski saham lapis kedua dan ketiga tampak mengimbangi saham lapis
pertama, tapi nilai dan volume transaksi di BEI tercatat tinggi selama
sepekan lalu. IHSG ditutup menguat tipis di akhir pekan ke ke 1729,582.
Laju inflasi bulan April -0,31% mtm dibandingkan 0,22% mtm pada Maret
atau 7,31% YoY sesuai dengan perkiraan.

Jumat, 01 Mei 2009

PT Timah Tbk (TINS) kinerja keuangan hingga kuartal pertama 2009 terlihat suran, menyusul turunnya peroleha atas laba bersih yang dibukukan dalam periode tersebut sebesar 97 persen menjadi Rp14,44 miliar dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp487,29 miliar. Faktor penyebab penurunan laba bersih mulai terlihat dari sisi up liner yang mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp1,58 triliun dari Rp1,81 triliun. Penurunan atas pendapat tersebut juga mengakibatkan laba operasional mengalami penurunan menjadi Rp18,67 miliar dari Rp766,66 miliar sebelumnya.


PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatat kenaikan pendapatan usaha selama triwulan pertama tahun 2009 sebesar 62 persen menjadi Rp4,48 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut akiabt naiknya volume penjualan gas pada triwulan pertama tahun 2009 menjadi 721 MMSSCFD. Kenaikan volume ini terutama didorong peningkatan kapasitas pemakaian gas dari pelanggan industri terutama sektor pembangkit tenaga listrik. Pada bidang usaha transmisi, volume penyaluran gas mengalami kenaikan menjadi 758 MMSCFD pada tahun 2008 dari sebelumnya 736 MMSCFD pada tahun 2007 dan pada triwulan pertama 2009 meningkat lagi menjadi 779 MMSCFD.


PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melunasi utang reponya kepada PT PNM Investment Management sebesar Rp203 miliar pada 30 April 2009. Dengan pelunasan utang repo tersebut maka perseroan sudah tidak memiliki utang repo lagi ke PNM. Sebelumnya perseroan menyisakan utang repo kepada PNM sebesar Rp231,81 miliar, namun telah berkurang karena ada pembayaran sebagian. Sedangkan untuk utang repo dari Bakrie Capital Indonesia, penyelesaiannya masih dilakukan dengan cara bertahap.
Market Review : munculnya akumulasi sentimen positif ke pada dalam perdagangan saham Kamis kemarin mengantarkan indeks menguat tajam sebesar 78,581 poin ke posisi 1722,77. Saham kelompok Astra yang diwakili oleh saham ASII, UNTR dan AALI menjadi mover bagi indeks menggapai level yang lebih baik. Selain dari kenaikan harga saham dari kelompok Astra, saham-saham sektor pertambangan terutama tambang batubara seperti PTBA dan ITMG, sedangakn dari sektor perbankan yang mengalami kenaikan seperti saham BBRI, BDMN. Secara politis kenaikan indeks tersebut memang banyak dipicu oleh sentimen baik yang muncul dari eksternal maupun dari dalam negeri. Dari eksternal yang memberikan pengaruh positif terhadap indeks adalah pengaruh tidak langsung kebijakan dari Fed Fund yang akhirnya memutuskan untuk mempertahankan posisi suku bunga the Fed di level 0,25%. Hal ini mendorong penguatan terhadap indeks Dow Jones. Dari kenaikan indeks Dow Jones ini membawa indeks global turut bergerak positif termasuk Indeks Bursa Efek Indonesia. Sedangkan dari dalam negeri mengenai info perkembangan politik, dimana salah satu cawapres dari profesional yang tertera namanya mendapat respon pelaku pasar.
Market View : peluang indeks untuk melanjutkan kenaikan cukup terbuka, karena adanya kesinambungan dari faktor positif hingga hari ini yang dapat menjadi pendorong untuk menuju level yang lebih baik. Salah satu faktor pengaruh terhadap indeks dari sisi internal mengenai pengumuman angka inflasi yang akan diumumkan BPS pada hari. Perkiraan angka inflasi yang stabil selama April akan dapat memerikan sinyal positif terhadap pergerakan indek. Karena dampak dari inflasi tersebut akan mengarah pada kondisi dari suku bunga kedepannya. Dengan kondisi inflasi yang terkendali sebagai ekspektasi bahwa kedepan suku bunga dalam negeri cenderung turun. Ekspektasi terhadap penurunan suku bungan ini, dapat mendorong iklim investasi di pasar saham dapat menjadi lebih menarik lagi.